Senin, 28 November 2011

Makalah Kelas Aves

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filum chordata dibagi menjadi dua subfilum, yaitu subfilum Protochordata dan subfilum Vertebrata (Craniata). Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki rahang dua pasang (kecuali Agnatha), memiliki sepasang mata dan sepasang telinga. Penutup tubuh anggota vertebrata bermacam-macam, dari penutup tubuh berupa kulit bersisik dan berlendir, bersisik keras dan kering, berbulu, sampai dengan kulit tertutup rambut. Tempat hidupnya mulai dari perairan sampai ke daratan. Semua vertebrata memiliki tulang atau rangka dalam tubuh (internal skeleton), dan memiliki dua pasang anggota tubuh. Vertebrata terbagi menjadi enam kelas, salah satunya adalah Aves.
Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat dimana-dimana; aktif pada siang hari dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Dengan bulu itu tubuh dapat mengatur suhu dan terbang. Dengankemampuan terbang itu, Aves mendiami semua habitat. Warna dan suara bebrapa Aves merupakan daya tarik mata dan telinga manusia. Banyak dintaranya mempunyai arti penting dalam ekonomi, sebagian merupakan bahan makanan sumber protein. Beberapa diantaranya diternakkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur morfologi dari kelas Aves ?
2. Bagaimana struktur anatomi dan sistem fisiologi kelas Aves ?
3. Bagaimana sistem pengklasifikasian kelas Aves ?
4. Bagaimana perkembangan evolusi dari kelas Aves ?
5. Apakah manfaat dari kelas Aves bagi kehidupan ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui morfologi, system fisiologi, klasifikasi, perkembangan evolusi dan manfaat kelas Aves bagi kehidupan.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Membantu mahasiswa memahami materi tentang kelas Aves.
2. Sebagai salah satu syarat dalam memperoleh nilai mata kuliah Zoologi Vertebrata.











BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Morfologi Kelas Aves
Ciri-Ciri Umum kelas Aves antara lain sebagai berikut:
1. Suhu tubuh tidak di pengaruhi oleh perubahan suhu disebut juga homolotermis.
2. Mempunyai sepasang sayap.
3. Alat penglihatan,pendengaran,dan alat suara rendah lebih sempurna dari pada kelas sebelumnya.
4. Mempunyai kemampuan melindungi anak-anaknya dan tubuhnya.
5. Bernapas dengan paru-paru dan pundi-pundi hawa.
6. Badannya berbulu.
7. Mulut tidak bergigi.
8. Paruh dibentu oleh maksila (rahang atas), mandi bula (rahang bawah).
9. Peredaran darah tertutup dan berganda.
10. Berkembang biak dengan bertelur (ovipar).
11. Tulangnya tipis dan berlubang.
12. Pada sebagian besar spesies, anggota gerak atas berfunfsi untuk terbang.
13. Kulit kakinya diselubungi semacam sisik yang disebut tasometatarsus.
14. Memiliki kantong udara untuk membantu pernapasan pada saat terbang.
Aves merupakan hewan yang terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang dikelompokkan dalam aves/burung primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikanolehparuhringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan aves/burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.

1. Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
a. Filoplumae, bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
b. Plumulae, berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
c. Plumae, Bulu yang sempurna. Susunan plumae terdiri dari :
1) Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
2) Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
3) Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
4) Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.
d. Barbae.
e. Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
a. Tectrices, bulu yang menutupi badan.
b. Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
c. Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
d. Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
e. Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
f. Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
g. Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
h. Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984)
2. Warna Bulu
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya oleh struktur bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang menimbulkan warna pada bulu adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2, yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin terklarut dalam asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan.
Butir-butir melanin bulat di dekat ujung bulu luar memberikan efek ring Newton dan menyebabkan perubahan warna-warni bulu. Warna hijau, biru dan violet tidak dihasilkan oleh pigmen tetapi tergantung dari struktur bulu. Warna ini ditimbulkan oleh pigmen kuning yang menyerap semua spektrum sinar kemudian dipantulkan kembali. Burung tropis pemakan pisang memiliki pigmen tembaga berupa turacoverdin yang mampu menghasilkan warna merah gelap dihasilkan oleh turacin (Sukiya 2003).
Meski warna bulu burung adalah genetis, namun dapat berubah akibat faktor internal maupun eksternal. Burung yang dikurung dalam waktu lama juga dapat berubah warna bulunya. Hal ini dapat disebabkan karena makanannya. Faktor internal yang mempengaruhi warna bulu adalah hormon. Spesies burung terdapat dimorfisme warna dalam seksual. Pengaturan hormon estrogen banyak berperan pada burung jantan, yaitu sebelum hingga awal pergantian bulu. Sedangkan pada burung betina kemungkinan diinduksi oleh bulu burung jantan dengan pengaturan testosteron.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perubahan warna adalah oksidasi dan gesekan/abrasi. Warna yang ditimbulkan karoten dapat memudar karena sinar matahari.
3. Pergantian Bulu
Bulu burung terbentuk dari struktur tak hidup sehingga mudah kusut akibat oksidasi dan gesekan. Bulu-bulu yang telah lama akan lepas secara periodik dan digantikan oleh bulu yang baru. Pelepasan dan pergantian bulu ini disebut dengan molting. Pergantian bulu terjadi pada waktu tertentu dalam satu tahun dan diselesaikan dalam satu periode (selama beberapa minggu).
Umumnya burung mengalami pergantian bulu sekali dalam satu tahun, tetapi burung kolibri betina mengalami pergantian bulu sekali dalam dua tahun. Pergantian bulu biasanya terjadi sebelum atau sesudah perkembangbiakan. Namun ada juga yang mengalami pergantian bulu parsial oleh sebab tertentu. Pergantian bulu burung dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor fisiologis yaitu adanya hormon tiroksin.
Sebagian besar spesies burung memiliki jumlah bulu bervariasi pada saat menetas, hanya beberapa deret bulu pada spesies altrical (misalnya merpati) atau seluruh tubuh tertutup bulu pada burung precocial muda (misal ayam). Bulu saat menetas akan rontok dan diganti yang baru, sebagai berikut:
a. Juvenal plumage (bulu anak burung), lebih substansial dari natal plumage. Pada burung passerine hanya bertahan beberapa minggu lalu rontok dan diganti bulu first winter plumage.
b. First winter plumage (bulu ketika berusia satu tahun), diperoleh pada akhir musim panas atau musim gugur dan bertahan selama 12 bulan, tergantung dari spesiesnya.
c. First nuptial plumage (bulu kawin pertama), bulu perkembangbiakan pertama yang akan rontok sebagai akibat pergantian bulu setelah masa kawin pertama.
d. Second winter plumage (bulu tahun kedua), dapat dibedakan dengan bulu dewasa pada musim dingin kecuali spesies yang memperoleh bulu dewasa pada tahun pertama atau lebih dari dua tahun. Bulu ini akan diganti oleh bulu masa kawin kedua pada musim semi berikutnya.
4. Fungsi bulu
a. Dapat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka dalam cuaca dingin.
b. Sementara, saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan melicinkan bulu-bulu mereka.
c. Penutup tubuh.
d. Bulu di bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor memiliki bentuk yang berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan mengerem.
e. Untuk memperindah tubuh.
f. Plumae berfungsi agar dapat terbang.
g. Plamulae berfungsi Sebagai isolator.
h. Filoplumae Berfungsi sebagai sensor.
i. Mengangkat tubuh burung di udara.
j. Menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya.
k. Untuk melindungi kulit dari serangga.
l. Untuk menghangatkan telur pada saat mengerami.

B. Struktur Anatomi dan Sistem Fisiologi Kelas Aves
1. Sistem rangka
a. Struktur rangka
Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang. Adaptasi tulang burung adalah sebagai berikut :
1) Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia.
2) Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas, berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
3) Tulang-tulang burung berongga dan ringan. Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang.
4) Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia. Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang.
5) Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat, terutama ketika mengepakkan sayap pada saat terbang.
6) Burung juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang. Anggota depan berubah fungsi menjadi sayap. Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya otot-otot dan sayap. Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.
b. Fungsi Rangka
Berikut fungsi rangka. Contoh pada burung perkutut yaitu :
1) Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala.
2) Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala.
3) Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap.
4) Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
5) Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
6) Korakoid : Penghubung tulang dada.
7) Tulang dada : Tempat melekatnya otoT untuk terbang.
8) Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut.
9) Pelvis : Penghubung tulang ekor.
10) Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka.
11) Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis.
12) Tulang paha : Untuk persendian.
2. Sistem Pencernaan
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
a. Paruh: merupakan modifikasi dari gigi, yang berfungsi untuk mengambil makanan.
b. Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk.
c. Faring: berupa saluran pendek.
d. Esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat.
e. Lambung terdiri atas:
1) Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.
2) Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal.
f. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s teeth”.
g. Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
h. Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
i. Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas.
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil makanan. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut tembolok. Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah. Disebut lambung pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan. Di dalam hati, empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna makanan secara mekanis. Kemudian, makanan masuk menuju usus halus. Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan ke dalam usus halus. Hasil pencernaan berupa sari- sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus. Burung mempunyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus. Usus buntu berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
Sistematis pencernaan makanan pada burung :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar →
Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →
Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
3. Sistem pernafasan
Alat pernapasan yang terdiri atas:
a. Lubang hidung.
b. Celah tekaka pada faring, berhubungan dengan trakea.
c. Trakea berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang tersusun disepanjang trakea.
d. Siring (alat suara), terletak dibagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot sternotrakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi untuk menimbulkan suara. Selain itu dapat juga otot siringialis yang menghubungkan siring dengan dinding trakea sebelah dalam. Dalam rongga siring terdapat selaput yang mudah bergetar. Getaran selaput suara tergantung besar kecilnya ruangan siring yang diatur oleh otot sternotrakealis dan otot siringialis.
e. Bifurkasi trakea, yaitu percabangan trakea menjadi dua bronkus kanan dan kiri.
f. Bronkus (cabang trakea), tertletak antara siring dan paru-paru.
g. Paru-paru dengan selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura.
Burung mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut pundi-pundi udara yang berhubungan dengan paru-paru. Fungsi pundi-pundi udara antara lain untuk membantu pernapasan dan membantu membesarkan rongga siring sehingga dapat memperkeras suara.
Mekanisme pernapasan pada burung yaitu, pertukaran gas terjadi dalam paru-paru, tepatnya pada parabronkus yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh darah. Paru-paru burung berhubungan dengan sakus pneumatikus melalui perantara bronkus rekurens.
Pernapasan burung dilakukan dengan dua macam, yaitu pada terbang dan tidak terbang. Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena tulang-tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot terbang. Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya adalah dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara didalam paru-paru.
4. Sistem sirkulasi
Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, dan pembuluh-pembuluh darah. Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan berinti. Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri dari dua serambi yang berdinding tipis serta dua billik yang dindingnya lebih tebal.
Pembuluh-pembuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim yang bercabang lagi menjadi arteri-arteri yang memberi darah kebagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta yang merupakan sisa dari arkus aortikus yang menuju kekanan (arkus aortikus yang menuju kekiri mereduksi). Pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok kearah ekor menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kanan hanya satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi paru-paru), yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.
Pembuluh balik atau vena dibedakan atas:
a. Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior); vena ini membawa darah dari kepala, anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung.
b. Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior); membawa darah dari bagian bawah tubuh ke jantung.
c. Pembuluh balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri serta membawa darah menuju serambi kiri jantung.
5. Sistem ekskresi
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanerfous. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidak memiliki vesika urinaria. Tabung ginjal burung lebih banyak dari pada mamalia karena kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Tiap 1 ml kubik jaringan korteks ginjal burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal ini membentuk lengkung henle kecil.
Air dalam tubuh disimpan melelui reabsorpsi ditubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses. Khusus pada burung laut, misalnya camar, selain mengekskresi asam urat juga garam. Hal ini disebabkan karena burung laut meminum air garam dan memakan ikan laut yang mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam diatas mata. Larutan garam mengalir kerongga hidung kemudian keluar lewat nares luar dan akhirnya garam keluar lewat ujung paruh.
6. Sistem saraf
Susunan saraf pada burung serupa dengan susunan saraf pada manusia dan hewan menyusui. Segala kegiatan saraf di atur oleh susunan saraf pusat.
Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang. Otak burung juga terdiri atas empat bagian, otak besar, otak tengah, otak kecil dan sum-sum lanjutan. Selain otak kecil maka otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik. Otak besar burung berbeda dengan otak besar pada manusia.
Permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat, sehingga jumlah neuron pada burung berkembang dengan membentuk dua gelembung. Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi penglihatanya.
Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas permukaan sehingga dapat menampung sejumlah neuron yang cukup banyak. Perkembangan Otak kecil ini berguna bagi pengaturan keseimbangan burung di waktu terbang.
Pada retina mata burung ada dua macam sel indra penerima rangsang cahaya, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah sedangkan sel kerucut peka terhadap cahaya yang kuat. Burung malam memiliki retina yang banyak mengandung sel batang. Burung siang memiliki banyak sel kerucut. Lensa mata pada burung mempunyai akomodasi yang baik
7. Sistem reproduksi
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
a. Sistem Genitalia Jantan.
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian- permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan- epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori. Duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktus deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
b. Sistem Genitalia Betina.
Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri,- bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.
c. Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

C. Sistem Klasifikasi Aves
Beberapa ordo yang sudah punah yaitu : Aepyornithiformes, Dinornithiformes, Hesperornis dan ichthyornis, Archaeopteryx dan Diatryniformes.
Yang masih bertahan ada 27 Ordo.
1. Ordo Apterygiformes
Merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bulu-bulu panjang seperti rambut, tak bercabang.
b. Sayap kecil.
c. Paruh panjang, langsing, pada ujungnya terdapat lubang hidung.
d. Mata kecil.
e. Leher dan tungkai relatif pendek.
f. Jari-jari kaki belakang 4.
g. Tulang dada tanpa lunas.
h. Telurnya paling besar diantara burung-burung yang masih hidup.
i. Hidup di permukaan tanah, aktif di malam hari (Nocturnal).
j. Makanannya cacing atau serangga.
Contoh spesiesnya: Apteryx australis (Burung Kiwi).




Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Superorder : Palaeognathae
Order : Apterygiformes
Family : Apterygidae
Genus : Apteryx
Spesies : Apteryx australis (www.wikipedia.org)
2. Ordo Struthioniformes
Merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ukuran tubuhnya besar.
b. Kepala, leher dan tungkai berbulu tipis.
c. Kepala kecil, leher panjang dan teratur.
d. Paruh pendek dan besar.
e. Bulu tidak bercabang.
f. Kaki berjari-jari dua.
g. Tulang dada tanpa lunas.
h. Terdapat simfisid pubis.
i. Tanpa pygostyle.
Contoh spesiesnya: Struthio camelus (Burung Unta).

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Struthioniformes
Familia : Struthionidae
Genus : Struthio
Spesies : Struthio camelus (www.wikipedia.org)
3. Ordo Rheiformes
Merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Dapat berlari cepat. kepala, leher dan paha berbulu
b. Bulu tak bercabang
c. Sayap cukup besar
d. Kaki berjari 3 dengan cakar yang kuat
Contoh spesiesnya: Rhea Americana.



Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyilum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Struthioniformes
Famili : Rheidae
Genus : Rhea
Spesies : Rhea Americana (http://id.wikipedia.org)
4. Ordo Casuarriiformes
Merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ukuran tubuh besar.
b. Kepala berbulu tipis, leher dan badan berbulu tebal.
c. Bulu bercabang hampir sama panjang dengan induknya.
d. Kaki berjari tiga, satu diantaranya bercakar runcing.
e. Tulang dada tanpa lunas.
f. Sayap kecil.
Ordo ini terdiri dari dua familia salah satunya familia Casuaridae Contoh spesiesnya: Casuarius casuarius (Kasuari).

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Casuariiformes
Family : Casuariidae
Genus : Casuarius
Spesies : Casuarius casuarius (http://id.wikipedia.org)
5. Ordo Tinamiformes
Merupakan kelompok burung-burung kecil, terestrial, tak pandai terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sayap kecil bulat.
b. Tulang dada berlunas.
c. Bulu ekor dan pygossyle menyusut.
d. Telur mengkilat.
e. Pemakan tumbuhan.
Contoh spesiesnya: Eudromia elegans.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Subclass : Neornithes
Ordo : Tinamiformes
Family : Tinamidae
Genus : Eudromia elegans (www.wikipedia.org)
6. Ordo Podicipediformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hidup di air tawar, pandai menyelam.
b. Tungkai terletak jauh di bagian belakang tubuh.
c. Kaki berlebus.
d. Ekor pendek.
e. Tempurung lutut besar.
f. Starsus pipih.
Contoh spesiesnya: Podiceps cristalis.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Sub Kelas : Neornithes
Ordo : Paleognathae
Famili : Apterygiformidae
Genus : Podiceps
Spesies : Podiceps cristalis (Jasin, 1984 : 302)
7. Ordo Gaviiformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tungkai pendek, terletak di bagian belakang tubuh.
b. Ekor terdiri atas 18 – 20 lembar bulu yang kaku.
c. Jari-jari berselaput renang.
d. Patella (tempurung lutut) kecil.
e. Pandai terbang,
Contoh spesiesnya: Gavia immer.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Gaviiformes
Family : Gaviidae
Genus : Gavia
Species : Gavia immer (www.wikipedia.org)
8. Ordo Spheniscitormes
Mencakup semua jenis burung pinguin dengan ciri-ciri umum sebagai berikut:
a. Burung air tidak dapat terbang.
b. Memiliki bulu-bulu kecil seperti sisik menutup seluruh tubuh.
c. Sayap berbentuk seperti dayung, berguna untuk terbang di dalam air.
d. Kaki berjari-jari 4 menghadap ke depan dan berselaput.
e. Tulang-tulang berbentuk pipih.
f. Di bawah kulit terdapat lapisan lemak yang tyebal.
Contoh spesiesnya: Aptenodytes forster (Pinguin).

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Sphenisciformes
Family : Spheniscidae
Genus : Aptenodytes
Species : Aptenodytes forsteri (www.wikipedia.org)
9. Ordo Procellariiformess
Kelompok burung laut dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Lubang hidung berbentuk buluh.
b. Paruh tertutup oleh beberepa kepingan bahan tanduk.
c. Di dalam kepala terdapat kelenjar garam.
d. Jari-jari belakang sangat mereduksi atau menghilang sama sekali.
e. Bulu-bulu tersususn padat dan tampak berminyak.
f. Sayap pankang dan sempit.
Ordo ini terdiri dari empat familia dua di antaranya ialah familia Diomedeidae contoh spesiesnya: Diomedea nigripes (Albatros) dan familia Hydrobatidae contoh spesiesnya Hydrobales pelagicus

10. Ordo Pelecaniformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Lubang hidung sangat mereduksi atau tidak ada sama sekali.
b. Mempunyao kantung leher.
c. Kaki berjari 4 dan berselaput.
d. Paruh panjang dapat membuka leher untuk menangkap dan menelan ikan.
e. Hidup berkoloni.
Ordo ini mencakup enam familia, beberapa diantranya ialah familia Plecanidae dengan contoh spesiesnya Pelecanus conspicillasis, familia Anhingidae dengan contoh spesiesnya Anhinga anhinga, Phalocrocoracidae dengan contoh spesiesnya Phalocrocorax carbo.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Clas : Aves
Ordo : Pelecaniformes
Family : Anhingidae
Genus : Anhinga
Species : Anhinga anhinga (www.wikipedia.org)
11. Ordo Ciconiiformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Leher dan tungkai panjang.
b. Paruh besar lurus atau berombak tajam.
c. Jari-jari tanpa selaput.
d. Bulu-bulu dekoratif.
e. Burung yang baru menetas tidak berbulu.
f. Makanannya ikan, atau hewan-hewan air yang lainnya.
Contoh: familia Ardeidae dengan contoh spesiesnya Ardea herodria, familia cicoliniidae dengan contoh spesiesnya Leptoptilos javanicus (Bangau).

Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Ciconiiformes
Famil : Ciconiidae
Genus : Leptoptilos
Spesies : Leptoptilos javanicus (www.wikipedia.org)
12. Ordo Anseriformes
Mencakup bangsa itik dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Paruh lebar tertutup oleh lapisan bahan tanduk yang lunak.
b. Tepi paruh berlamela (berpematang) transversal.
c. Lidah berdaging.
d. Tungkai pendek, jari-jari berselaput.
e. Ekor umumnya pendek, tersusun atas banyak bulu.
Ordo ini mencakaup dua familia yaitu familia Anhimidae dengan contoh spesiesnya Anhima cornuta, dan familia Anatidae dengan contoh spesiesnya Anas platyrynchos.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Anseriformes
Family : Anhimidae
Genus : Anhima
Species : Anhima cornuta (www.wikipedia.org)
13. Ordo Falconiformes
Mencakup burung-burung buas dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Paruh pendek, ujungnya melepas dan runcing, tepi-tepinya tajam.
b. Jari-jari kaki tajam melengkung sesuai untuk mencengkram mangsanya.
c. Kuat terbang.
Ordo ini mencakaup lima familia diantaranya yaitu familia Falconidae dengan contoh spesiesnya Falco peregrius, dan familia Accipitridae dengan contoh spesiesnya Haliaster indus.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Falconiformes
Family : Falconidae
Genus : Falco
Species : Falco peregrines (www.wikipedia.org)

14. Ordo Galliformes
Mencakup burung-burung terrestrial dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Terbangnya pendek-pendek.
b. Paruh pendek bulu dengan cabang bulu.
c. Kaki digunakan untuk berlari dan mengais.
d. Pemakan biji-biji rerumputan (Graminivor).
Ordo ini mencakaup tujuh familia diantaranya yaitu familia Megapodidae dengan contoh spesiesnya Megapodius sp., dan familia Phasianidae dengan contoh spesiesnya Pavo mulicus.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Galliformes
Family : Megapodiidae
Genus : Megapodius
Spesies : Megapodius (www.wikipedia.org)
15. Ordo Gruiformes
Mencakup berbagai jenis burung yang mempunyai ukuran yang bervariasi dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Ada yang tak pandai terbang dan yang pandai terbang.
a. Bulu-bulu bercabang.
b. Tungkai panjang.
c. Paruh besar.
Ordo ini mencakaup dua belas familia, diantaranya yaitu familia Turnicidae dengan contoh spesiesnya Turnix suscicator (Gemak puyuh), dan familia Rallidae dengan contoh spesiesnya Porphyrula martinica.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Classis : Aves
Ordo : Turniciformes
Familia : Turnicidae
Genus : Turnix
Species : Turnix suscitator (http://species.wikimedia.org)
16. Ordo Caradriiformes
Mencakup burung-burung pantai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sayap dan tungkai panjang dan ramping.
b. Jari-jari berselaput.
c. Paruh berbentuk buluh sebagi alat penyedot.
d. Bulu-bulu tebal, tersusun rapat.
Ordo ini meliputi 16 familia, beberapa dianmtaranya ialah familia Jacanidae dengan contoh spesiesnya Hydrophasianus chirurgus, familia Burhinidae dengan contoh spesiesnya Numenius americanus, dan familia Laridae dengan contoh spesiesnya Larus marinus

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Charadriiformes
Family : Jacanidae
Genus : Hydrophasianus
Species : Hydrophasianus chirurgus (www.wikipedia.org)
17. Ordo Columbiformes
Mencakup burung-burung sebangsa merpati dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Paruh pendek dan langsing.
b. Tarsus biasanya lebih pendek daripada jari-jari.
c. Kulit tebal dan halis.
d. Tembolok besar dan menghasilkan cairan seperti susu (pigeon susu) untuk anaknya.
e. Pemakan biji-bijian (Graminivor) dan buah-buahan (fragivor).
Ordo ini mencakaup tiga familia, diantaranya yaitu familia Pteroclidae dengan contoh spesiesnya Pterocles alchata, familia Raphidae dengan contoh spesiesnya Raphus cuculatus dan familia columbidae dengan contoh spesiesnya Streptopelia bitorquata.





Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Sub Kelas : Neornithes
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Species : Columba domestica (www.wikipedia.org)
18. Ordo Psittaciformes
Mencakup burung-burung sebangsa kakatua dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bulu-bulu berwarna hijau, biru, kuning atau hijau.
b. Paruh pendek, sempit, tepinya tajam, ujungnya berkait.
c. Paruh bagian atas bersendi dengan tengkorak sehingga dapat bergerak.
d. Kaki bertipe “zygodactylus” (dua jari ke depan dua jari ke belakang).
e. Jari terluar tidak “reversible” (tidak dapat dibalikka ke depan).
Ordo ini mencakaup satu familia psittacidae dengan beberapa contoh spesiesnya Psittacula alexandrii, Cacatua galerita dan Probosciger aterrimus.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Psittaciformes
Family : Psittacidae
Genus : Psittacula
Species : Psittacula alexandri (www.wikipedia.org)
19. Ordo Cuculiformes
Mencakup burung-burung yang sering di sebut kuko,dengan cirri-ciri sebagai berikut :
a. Dua buah jari kaki ke depan, dua buah yang lain ke belakang ; jari terluar dapat di balikan ke depan
b. Kaki tidak sesusi dengan mencengkram
c. Ekor panjang
d. Paruh sedang
e. Banyak anggota familia ini bersifat parasit (yang betina menitipkan telur –telurnya di sarang burung lain ).
Ordo ini mengcakup dua familia yaitu familia Mosophagidae dengan contoh spesies Tauraco sp.. familia Cuculidae dengan contoh spesies Centropus bengalensis dan Cuculus canorus.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Cuculiformes
Family : Cuculidae
Genus : Centropus
Species : Centropus bengalensis (www.wikipedia.org)
20. Ordo Strigiformes
Mencakup jenis –jenis burung hantu dengan cirri-ciri umum sebabgai berikut :
a. Kepala besar dan bulat
b. Mata besar dan menghadap ke depan, di kelilingi oleh bulu-bulu yang tersusun radial ( menjari)
c. Lubang telinga lebar, sering kali tertutup oleh lipatan kulit
d. Paruh pendek
e. Jari kaki mempuyai cakar yang tajam sesuai dengan fungsinya untuk mengcengkeram
f. Aktif diwaktu malam (nocturnal),predator.
Ordo ini mencakup dua familia yakni familia Tytonidae dengan contoh spesies Tyto alba, familia Strigidae dengan contoh spesies Budo virginianus (burung hantu tanduk)







Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Sub Kelas : Neornithes
Ordo : Strigiformes
Famili : Strigidae
Genus : Budo virginianus (Jasin, 1984 : 302)
21. Ordo Caprimulgiformes
Mencakup jenis – jenis burung cabak dengan ciri-ciri umum sebagai berikut :
a. Paruh kecil dan lunak
b. Mulut lebar, tepi paruh bagian atas tertutup oleh bulu-bulu peraba yang bentuknya seperti rambut-rambut kaki;
c. Bulu-bulu halus
d. Kaki kecil dan linak
e. Nocturnal, insektivor.
Ordo ini mencakup lima familia. Dua diantaranya adalah familia Caprimulgidae dengan contoh spesies Caprimulgus vociverus familia Podargidae dengan contoh spesies Podargus sp..

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Subclass : Neornithes
Ordo : Caprimulgiformes
Family : Caprimulgidae
Subfamily : Caprimulginae
Genus : Caprimulgus
Species : Caprimulgus vociferous (www.wikipedia.org)
22. Ordo Apodiformes
Mencakup sebangsa burung layang-layang dengan ciri-ciri umu sebagai berikut :
a. Tubuh kecil
b. Tungkai sangat kecil
c. Sayap runcing
d. Paruh kecil dan lunak, ada yang langsing dengan lidah berbentuk bulu panjang.
Ordo ini mengcakup tiga familia. Dua diantaranya ialah familia Apodidae dengan contoh spesies Collcalia esculenta dan familia Trochilidae denagan contoh spesies Colibri coruncans.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Apodiformes
Family : Trochilidae
Genus : Colibri
Species : Colibri coruscan (www.wikipedia.org)
23. Ordo Trogoniformes
Mencakup burung-burung dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Paruh pendek dan bahu dengan “rambut-rambut bahu” pada pangkalnya
b. Kaki kecil dan lunak
c. Bulu-bulu berwarna cerah, seringkali berwarna hijau.
Ordo ini mengcakup satu familia Trogonidae dengan salah satu contoh spesies Trogon viridis.

24. Ordo Coliiformes
Mencakup burung-burung dengan ciri-ciri sebgai berikut :
a. Kaki bertipe paserin ( tiga jari kedepan, satu jari kebelakang )
b. Jari ke-1 dan ke-4 reversibel
c. Ekor sangat panjang
d. Pemakan serangga (insektivor) dan buah (frugivor)
Ordo ini mencakup satu familia Colidae dengan contoh spesies Colius macrouros.



Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Coliiformes
Family : Coliidae
Subfamily : Coliinae
Genus : Colius
Spesies : Colius macrouros (www.wikipedia.org)
25. Ordo Coraciiformmes
Mencakup berbagai jenis burung yang morfologis yang tidak begitu mirip. Ciri-ciri umumnya sebagai berikut :
a. Paruh kuat
b. Jari-jari ke-3 dan ke -4 bersatu pada bagian pangkal.
Ordo ini mencakup tujuh familia. Dua di antaranya adalah familia Alcedinidae dengan contoh spesies Halcyon chloris dan familia Bucerotidae dengan contoh spesies Buceros bicornis (enggang).

26. Ordo Piciformes
Mencakup jenis-jenis burung yang morfologis tidak begitu mirip.ciri-ciri umumnya adalah sebagai berikut :
a. Paruh kuat
b. Bulu ekor kaku,ujungnya runcing
c. Lidah dengan ujung yang kasar atau di lengkapi dengan bayangan seperti bulu. Lidah dapat di julurkan.
Ordo ini mengcakup lima familia. Tiga diantaranya ialah familia Capitonidae dengan contoh spesies Megalaima corvina, familia Ramphasidae dengan contoh spesies Ramphastor sulfuratus familia Picidae dengan contoh spesies Dinopium javanense.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Piciformes
Family : Picidae
Genus : Dinopium
Species : Dinopium javanense (www.wikipedia.org)
27. Ordo Passeriformes
Mencakup sejumlah besar jenis burung dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kaki berjari-jari empat,3 ke depan dan 1 ke belakang
b. Paruh sesuai dengan memotong.
Ordo ini mencakup sekitar 69 familia. Beberapa contohnya ialah familia Hirundinidae dengan contoh spesies Hirundo rustica, Dicruridae dengan contoh Dicrurus macrocercus, Oriolidae dengan contoh Oriolus chinensis.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Passeriformes
Family : Hirundinidae
Genus : Hirundo
Species : Hirundo rustica (www.wikipedia.org)

D. Perkembangan Evolusi Kelas Aves
Walaupun burung termasuk hewan berdarah panas, menurut sejarahnya, burung berkerabat dekat dengan keluarga reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat.
Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan.
Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya. Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain.
Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
Fosil Dinosaurus mirip dengan Burung ditemukan di China

Beberapa peneliti China telah menggali fosil dinosaurus mirip burung dengan empat sayap di China timur-laut, yang mereka duga adalah penghubung yang hilang dalam evolusi dinosaurus menjadi burung. Dalam satu laporan di jurnal “Nature”, mereka mengatakan mereka menemukan fosil “Anchiornis huxleyi”, yang terpelihara dengan baik dan berkeliaran di Bumi sekitar 160 juta tahun lalu, di satu wilayah geologi di provinsi Liaoning di bagian timur-laut China. Fosil itu, yang memiliki ukuran tubuh sebesar anak ayam, memiliki total panjang tubuh kurang dari 50 centimeter dan tengkorak dengan panjang 6 centimeter, pata pemimpin peneliti Xing Xu di Akademi Sains China di Beijing melalui surat elektronik.“Temuan ini menunjukkan bahwa burung sangat mungkin diturunkan dari sejenis dinosaurusbersayap-empat yang berukuran kecil sekitar 160 juta tahun lalu,” kata Xu. “Ini adalah penghubung antara theropod yang lebih khusus (dinosaurus yang berkeliaran dengan dua bagian belakang tubuh) dan burung. Hewan tersebut hidup pada sekitar era yang sama yang kami perkirakan bagi nenek-moyang burung,” katanya.
Dalam satu pernyataan, para peneliti itu mengatakan, “Bulu panjang menutup lengan dan ekor, tapi juga kaki, sehingga menunjukkan bahwa tahap empat-sayap mungkin pernah ada dalam peralihan ke burung.”
Peralihan dari dinosaurus ke burung masih belum terlalu difahami akibat kurangnya fosil yang terpelihara dengan baik, dan banyak ilmuwan mengatakan dinosaurus mirip burung tampaknya sangat terlambat dalam catatan fosil sebagai nenek-moyang burung sesungguhnya. Para peneliti China tersebut percaya fosil itu adalah dinosaurus mirip burung yang paling tua yang sejauh ini dilaporkan, dan lebih tua daripada Archaeoteryx, burung paling awal yang pernah dikenal. “Keberadaan spesies seperti itu pada saat ini dalam catatan fosil secara efektif memperdebatkan argumen bahwa dinosaurus mirip burung muncul sangat terlambat untuk menjadi nenek-moyang burung.
E. Manfaat kelas Aves bagi kehidupan
1. Sumber protein hewani (daging dan telurnya).
2. Telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau membuat kue.
3. Sebagai bahan perindustrian, contoh shuttle cock untuk bulu tangkis dibuat dari bulu plumae, sedang selimut, bantal, kasur dibuat dari bulu plumulae (itik, ayam, angsa, dan lain-lain).
4. Membuka lapangan kerja dengan beternak ayam, itik, angsa, merpati, parkit, dan perkutut. Terutama burung walet.
5. Burung dilatih dan dilombakan, contoh: merpati pos untuk mengantar surat, lomba suara perkutut, dan lain-lain.
6. Berbagai burung diawetkan utuh dengan mengganti isi perutnya dengan kapas sehingga tampak seperti masih hidup (taxidermi).
7. Untuk dinikmati suaranya dan keindahan bulunya.
8. Sebagai predator alami. Burung-burung pemakan insekta juga berperan sebagai pengendalian hayati alamiah.
9. Di bidang sains dipergunakan untuk praktikum para siswa dan mahasiswa






















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Aves merupakan hewan yang terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang dikelompokkan dalam aves/burung primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat.
2. Aves terdiri dari beberapa ordo yang sudah punah maupun yang masih hidup sampai sekarang. Beberapa spesies dari kelas Aves yang masih hidup sampai sekarang terdiri dari 27 ordo diantaranya adalah Apterygiformes, Struthioniformes, Rheiformes, Tinamiformes, Podicipediformes, Gaviiformes, Spheniscitormes, Procellariiformes, Pelecaniformes, Ciconiiformes, Anseriformes, Falconiformes, Galliformes, Gruiformes, Caradriiformes, Columbiformes, Psittaciformes, Cuculiformes, Strigiformes, Caprimulgiformes, Apodiformes, Trogoniformes, Coliiformes, Coraciiformmes, Piciformes, Passeriformes.
3. Menurut sejarahnya, burung berkerabat dekat dengan keluarga reptile. Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat.
4. Spesies dari kelas Aves mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan diantaranya Sumber protein hewani (daging dan telurnya), telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau membuat kue, sebagai bahan perindustrian, membuka lapangan kerja dengan beternak ayam, itik, angsa, merpati, parkit, dan perkutut. burung dilatih dan dilombakan, berbagai burung diawetkan utuh dengan mengganti isi perutnya dengan kapas sehingga tampak seperti masih hidup (taxidermi), untuk dinikmati suaranya dan keindahan bulunya, sebagai predator alami, burung-burung pemakan insekta juga berperan sebagai pengendalian hayati alamiah, di bidang sains dipergunakan untuk praktikum para siswa dan mahasiswa.
B. Saran
Saran yang dapat kami ajukan dalam makalah ini adalah diharapkan kepada para pembaca dan juga penulis semoga isi makalah ini dapat menambah hasanah pengetahuan kita mengenai Zoologi Vertebrata khususnya kelas Aves dan penulisan makalah ini dapat menjadi latihan bagi penulis untuk lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya.











DAFTAR PUSTAKA

http://artofgreen.wordpress.com/2010/06/07/aves/
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Kasuaris.jpg
http://id.wikipedia.org
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Sinar Wijaya. Surabaya.







BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filum chordata dibagi menjadi dua subfilum, yaitu subfilum Protochordata dan subfilum Vertebrata (Craniata). Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki rahang dua pasang (kecuali Agnatha), memiliki sepasang mata dan sepasang telinga. Penutup tubuh anggota vertebrata bermacam-macam, dari penutup tubuh berupa kulit bersisik dan berlendir, bersisik keras dan kering, berbulu, sampai dengan kulit tertutup rambut. Tempat hidupnya mulai dari perairan sampai ke daratan. Semua vertebrata memiliki tulang atau rangka dalam tubuh (internal skeleton), dan memiliki dua pasang anggota tubuh. Vertebrata terbagi menjadi enam kelas, salah satunya adalah Aves.
Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat dimana-dimana; aktif pada siang hari dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Dengan bulu itu tubuh dapat mengatur suhu dan terbang. Dengankemampuan terbang itu, Aves mendiami semua habitat. Warna dan suara bebrapa Aves merupakan daya tarik mata dan telinga manusia. Banyak dintaranya mempunyai arti penting dalam ekonomi, sebagian merupakan bahan makanan sumber protein. Beberapa diantaranya diternakkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur morfologi dari kelas Aves ?
2. Bagaimana struktur anatomi dan sistem fisiologi kelas Aves ?
3. Bagaimana sistem pengklasifikasian kelas Aves ?
4. Bagaimana perkembangan evolusi dari kelas Aves ?
5. Apakah manfaat dari kelas Aves bagi kehidupan ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui morfologi, system fisiologi, klasifikasi, perkembangan evolusi dan manfaat kelas Aves bagi kehidupan.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Membantu mahasiswa memahami materi tentang kelas Aves.
2. Sebagai salah satu syarat dalam memperoleh nilai mata kuliah Zoologi Vertebrata.











BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Morfologi Kelas Aves
Ciri-Ciri Umum kelas Aves antara lain sebagai berikut:
1. Suhu tubuh tidak di pengaruhi oleh perubahan suhu disebut juga homolotermis.
2. Mempunyai sepasang sayap.
3. Alat penglihatan,pendengaran,dan alat suara rendah lebih sempurna dari pada kelas sebelumnya.
4. Mempunyai kemampuan melindungi anak-anaknya dan tubuhnya.
5. Bernapas dengan paru-paru dan pundi-pundi hawa.
6. Badannya berbulu.
7. Mulut tidak bergigi.
8. Paruh dibentu oleh maksila (rahang atas), mandi bula (rahang bawah).
9. Peredaran darah tertutup dan berganda.
10. Berkembang biak dengan bertelur (ovipar).
11. Tulangnya tipis dan berlubang.
12. Pada sebagian besar spesies, anggota gerak atas berfunfsi untuk terbang.
13. Kulit kakinya diselubungi semacam sisik yang disebut tasometatarsus.
14. Memiliki kantong udara untuk membantu pernapasan pada saat terbang.
Aves merupakan hewan yang terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang dikelompokkan dalam aves/burung primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikanolehparuhringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan aves/burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.

1. Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
a. Filoplumae, bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
b. Plumulae, berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
c. Plumae, Bulu yang sempurna. Susunan plumae terdiri dari :
1) Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
2) Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
3) Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
4) Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.
d. Barbae.
e. Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
a. Tectrices, bulu yang menutupi badan.
b. Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
c. Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
d. Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
e. Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
f. Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
g. Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
h. Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984)
2. Warna Bulu
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya oleh struktur bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang menimbulkan warna pada bulu adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2, yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin terklarut dalam asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan.
Butir-butir melanin bulat di dekat ujung bulu luar memberikan efek ring Newton dan menyebabkan perubahan warna-warni bulu. Warna hijau, biru dan violet tidak dihasilkan oleh pigmen tetapi tergantung dari struktur bulu. Warna ini ditimbulkan oleh pigmen kuning yang menyerap semua spektrum sinar kemudian dipantulkan kembali. Burung tropis pemakan pisang memiliki pigmen tembaga berupa turacoverdin yang mampu menghasilkan warna merah gelap dihasilkan oleh turacin (Sukiya 2003).
Meski warna bulu burung adalah genetis, namun dapat berubah akibat faktor internal maupun eksternal. Burung yang dikurung dalam waktu lama juga dapat berubah warna bulunya. Hal ini dapat disebabkan karena makanannya. Faktor internal yang mempengaruhi warna bulu adalah hormon. Spesies burung terdapat dimorfisme warna dalam seksual. Pengaturan hormon estrogen banyak berperan pada burung jantan, yaitu sebelum hingga awal pergantian bulu. Sedangkan pada burung betina kemungkinan diinduksi oleh bulu burung jantan dengan pengaturan testosteron.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perubahan warna adalah oksidasi dan gesekan/abrasi. Warna yang ditimbulkan karoten dapat memudar karena sinar matahari.
3. Pergantian Bulu
Bulu burung terbentuk dari struktur tak hidup sehingga mudah kusut akibat oksidasi dan gesekan. Bulu-bulu yang telah lama akan lepas secara periodik dan digantikan oleh bulu yang baru. Pelepasan dan pergantian bulu ini disebut dengan molting. Pergantian bulu terjadi pada waktu tertentu dalam satu tahun dan diselesaikan dalam satu periode (selama beberapa minggu).
Umumnya burung mengalami pergantian bulu sekali dalam satu tahun, tetapi burung kolibri betina mengalami pergantian bulu sekali dalam dua tahun. Pergantian bulu biasanya terjadi sebelum atau sesudah perkembangbiakan. Namun ada juga yang mengalami pergantian bulu parsial oleh sebab tertentu. Pergantian bulu burung dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor fisiologis yaitu adanya hormon tiroksin.
Sebagian besar spesies burung memiliki jumlah bulu bervariasi pada saat menetas, hanya beberapa deret bulu pada spesies altrical (misalnya merpati) atau seluruh tubuh tertutup bulu pada burung precocial muda (misal ayam). Bulu saat menetas akan rontok dan diganti yang baru, sebagai berikut:
a. Juvenal plumage (bulu anak burung), lebih substansial dari natal plumage. Pada burung passerine hanya bertahan beberapa minggu lalu rontok dan diganti bulu first winter plumage.
b. First winter plumage (bulu ketika berusia satu tahun), diperoleh pada akhir musim panas atau musim gugur dan bertahan selama 12 bulan, tergantung dari spesiesnya.
c. First nuptial plumage (bulu kawin pertama), bulu perkembangbiakan pertama yang akan rontok sebagai akibat pergantian bulu setelah masa kawin pertama.
d. Second winter plumage (bulu tahun kedua), dapat dibedakan dengan bulu dewasa pada musim dingin kecuali spesies yang memperoleh bulu dewasa pada tahun pertama atau lebih dari dua tahun. Bulu ini akan diganti oleh bulu masa kawin kedua pada musim semi berikutnya.
4. Fungsi bulu
a. Dapat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka dalam cuaca dingin.
b. Sementara, saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan melicinkan bulu-bulu mereka.
c. Penutup tubuh.
d. Bulu di bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor memiliki bentuk yang berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan mengerem.
e. Untuk memperindah tubuh.
f. Plumae berfungsi agar dapat terbang.
g. Plamulae berfungsi Sebagai isolator.
h. Filoplumae Berfungsi sebagai sensor.
i. Mengangkat tubuh burung di udara.
j. Menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya.
k. Untuk melindungi kulit dari serangga.
l. Untuk menghangatkan telur pada saat mengerami.

B. Struktur Anatomi dan Sistem Fisiologi Kelas Aves
1. Sistem rangka
a. Struktur rangka
Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang. Adaptasi tulang burung adalah sebagai berikut :
1) Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia.
2) Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas, berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
3) Tulang-tulang burung berongga dan ringan. Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang.
4) Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia. Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang.
5) Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat, terutama ketika mengepakkan sayap pada saat terbang.
6) Burung juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang. Anggota depan berubah fungsi menjadi sayap. Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya otot-otot dan sayap. Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.
b. Fungsi Rangka
Berikut fungsi rangka. Contoh pada burung perkutut yaitu :
1) Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala.
2) Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala.
3) Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap.
4) Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
5) Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
6) Korakoid : Penghubung tulang dada.
7) Tulang dada : Tempat melekatnya otoT untuk terbang.
8) Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut.
9) Pelvis : Penghubung tulang ekor.
10) Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka.
11) Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis.
12) Tulang paha : Untuk persendian.
2. Sistem Pencernaan
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
a. Paruh: merupakan modifikasi dari gigi, yang berfungsi untuk mengambil makanan.
b. Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk.
c. Faring: berupa saluran pendek.
d. Esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat.
e. Lambung terdiri atas:
1) Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.
2) Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal.
f. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s teeth”.
g. Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
h. Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
i. Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas.
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil makanan. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut tembolok. Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah. Disebut lambung pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan. Di dalam hati, empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna makanan secara mekanis. Kemudian, makanan masuk menuju usus halus. Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan ke dalam usus halus. Hasil pencernaan berupa sari- sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus. Burung mempunyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus. Usus buntu berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
Sistematis pencernaan makanan pada burung :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar →
Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →
Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
3. Sistem pernafasan
Alat pernapasan yang terdiri atas:
a. Lubang hidung.
b. Celah tekaka pada faring, berhubungan dengan trakea.
c. Trakea berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang tersusun disepanjang trakea.
d. Siring (alat suara), terletak dibagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot sternotrakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi untuk menimbulkan suara. Selain itu dapat juga otot siringialis yang menghubungkan siring dengan dinding trakea sebelah dalam. Dalam rongga siring terdapat selaput yang mudah bergetar. Getaran selaput suara tergantung besar kecilnya ruangan siring yang diatur oleh otot sternotrakealis dan otot siringialis.
e. Bifurkasi trakea, yaitu percabangan trakea menjadi dua bronkus kanan dan kiri.
f. Bronkus (cabang trakea), tertletak antara siring dan paru-paru.
g. Paru-paru dengan selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura.
Burung mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut pundi-pundi udara yang berhubungan dengan paru-paru. Fungsi pundi-pundi udara antara lain untuk membantu pernapasan dan membantu membesarkan rongga siring sehingga dapat memperkeras suara.
Mekanisme pernapasan pada burung yaitu, pertukaran gas terjadi dalam paru-paru, tepatnya pada parabronkus yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh darah. Paru-paru burung berhubungan dengan sakus pneumatikus melalui perantara bronkus rekurens.
Pernapasan burung dilakukan dengan dua macam, yaitu pada terbang dan tidak terbang. Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena tulang-tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot terbang. Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya adalah dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara didalam paru-paru.
4. Sistem sirkulasi
Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, dan pembuluh-pembuluh darah. Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan berinti. Jantung burung berbentuk kerucu dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri dari dua serambi yang berdinding tipis serta dua billik yang dindingnya lebih tebal.
Pembuluh-pembuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim yang bercabang lagi menjadi arteri-arteri yang memberi darah kebagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta yang merupakan sisa dari arkus aortikus yang menuju kekanan (arkus aortikus yang menuju kekiri mereduksi). Pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok kearah ekor menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kanan hanya satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi paru-paru), yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.
Pembuluh balik atau vena dibedakan atas:
a. Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior); vena ini membawa darah dari kepala, anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung.
b. Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior); membawa darah dari bagian bawah tubuh ke jantung.
c. Pembuluh balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri serta membawa darah menuju serambi kiri jantung.
5. Sistem ekskresi
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanerfous. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidak memiliki vesika urinaria. Tabung ginjal burung lebih banyak dari pada mamalia karena kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Tiap 1 ml kubik jaringan korteks ginjal burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal ini membentuk lengkung henle kecil.
Air dalam tubuh disimpan melelui reabsorpsi ditubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses. Khusus pada burung laut, misalnya camar, selain mengekskresi asam urat juga garam. Hal ini disebabkan karena burung laut meminum air garam dan memakan ikan laut yang mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam diatas mata. Larutan garam mengalir kerongga hidung kemudian keluar lewat nares luar dan akhirnya garam keluar lewat ujung paruh.
6. Sistem saraf
Susunan saraf pada burung serupa dengan susunan saraf pada manusia dan hewan menyusui. Segala kegiatan saraf di atur oleh susunan saraf pusat.
Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang. Otak burung juga terdiri atas empat bagian, otak besar, otak tengah, otak kecil dan sum-sum lanjutan. Selain otak kecil maka otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik. Otak besar burung berbeda dengan otak besar pada manusia.
Permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat, sehingga jumlah neuron pada burung berkembang dengan membentuk dua gelembung. Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi penglihatanya.
Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas permukaan sehingga dapat menampung sejumlah neuron yang cukup banyak. Perkembangan Otak kecil ini berguna bagi pengaturan keseimbangan burung di waktu terbang.
Pada retina mata burung ada dua macam sel indra penerima rangsang cahaya, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah sedangkan sel kerucut peka terhadap cahaya yang kuat. Burung malam memiliki retina yang banyak mengandung sel batang. Burung siang memiliki banyak sel kerucut. Lensa mata pada burung mempunyai akomodasi yang baik
7. Sistem reproduksi
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
a. Sistem Genitalia Jantan.
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian- permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan- epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori. Duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktus deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
b. Sistem Genitalia Betina.
Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri,- bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.
c. Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

C. Sistem Klasifikasi Aves
Beberapa ordo yang sudah punah yaitu : Aepyornithiformes, Dinornithiformes, Hesperornis dan ichthyornis, Archaeopteryx dan Diatryniformes.
Yang masih bertahan ada 27 Ordo.
1. Ordo Apterygiformes
Merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bulu-bulu panjang seperti rambut, tak bercabang.
b. Sayap kecil.
c. Paruh panjang, langsing, pada ujungnya terdapat lubang hidung.
d. Mata kecil.
e. Leher dan tungkai relatif pendek.
f. Jari-jari kaki belakang 4.
g. Tulang dada tanpa lunas.
h. Telurnya paling besar diantara burung-burung yang masih hidup.
i. Hidup di permukaan tanah, aktif di malam hari (Nocturnal).
j. Makanannya cacing atau serangga.
Contoh spesiesnya: Apteryx australis (Burung Kiwi).




Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Superorder : Palaeognathae
Order : Apterygiformes
Family : Apterygidae
Genus : Apteryx
Spesies : Apteryx australis (www.wikipedia.org)
2. Ordo Struthioniformes
Merupakan kelompok burung ak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ukuran tubuhnya besar.
b. Kepala, leher dan tungkai berbulu tipis.
c. Kepala kecil, leher panjang dan teratur.
d. Paruh pendek dan besar.
e. Bulu tidak bercabang.
f. Kaki berjari-jari dua.
g. Tulang dada tanpa lunas.
h. Terdapat simfisid pubis.
i. Tanpa pygostyle.
Contoh spesiesnya: Struthio camelus (Burung Unta).

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Struthioniformes
Familia : Struthionidae
Genus : Struthio
Spesies : Struthio camelus (www.wikipedia.org)
3. Ordo Rheiformes
Merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Dapat berlari cepat. kepala, leher dan paha berbulu
b. Bulu tak bercabang
c. Sayap cukup besar
d. Kaki berjari 3 dengan cakar yang kuat
Contoh spesiesnya: Rhea Americana.



Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyilum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Struthioniformes
Famili : Rheidae
Genus : Rhea
Spesies : Rhea Americana (http://id.wikipedia.org)
4. Ordo Casuarriiformes
Merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ukuran tubuh besar.
b. Kepala berbulu tipis, leher dan badan berbulu tebal.
c. Bulu bercabang hampir sama panjang dengan induknya.
d. Kaki berjari tiga, satu diantaranya bercakar runcing.
e. Tulang dada tanpa lunas.
f. Sayap kecil.
Ordo ini terdiri dari dua familia salah satunya familia Casuaridae Contoh spesiesnya: Casuarius casuarius (Kasuari).

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Casuariiformes
Family : Casuariidae
Genus : Casuarius
Spesies : Casuarius casuarius (http://id.wikipedia.org)
5. Ordo Tinamiformes
Merupakan kelompok burung-burung kecil, terestrial, tak pandai terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sayap kecil bulat.
b. Tulang dada berlunas.
c. Bulu ekor dan pygossyle menyusut.
d. Telur mengkilat.
e. Pemakan tumbuhan.
Contoh spesiesnya: Eudromia elegans.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Subclass : Neornithes
Ordo : Tinamiformes
Family : Tinamidae
Genus : Eudromia elegans (www.wikipedia.org)
6. Ordo Podicipediformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hidup di air tawar, pandai menyelam.
b. Tungkai terletak jauh di bagian belakang tubuh.
c. Kaki berlebus.
d. Ekor pendek.
e. Tempurung lutut besar.
f. Starsus pipih.
Contoh spesiesnya: Podiceps cristalis.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Sub Kelas : Neornithes
Ordo : Paleognathae
Famili : Apterygiformidae
Genus : Podiceps
Spesies : Podiceps cristalis (Jasin, 1984 : 302)
7. Ordo Gaviiformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tungkai pendek, terletak di bagian belakang tubuh.
b. Ekor terdiri atas 18 – 20 lembar bulu yang kaku.
c. Jari-jari berselaput renang.
d. Patella (tempurung lutut) kecil.
e. Pandai terbang,
Contoh spesiesnya: Gavia immer.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Gaviiformes
Family : Gaviidae
Genus : Gavia
Species : Gavia immer (www.wikipedia.org)
8. Ordo Spheniscitormes
Mencakup semua jenis burung pinguin dengan ciri-ciri umum sebagai berikut:
a. Burung air tidak dapat terbang.
b. Memiliki bulu-bulu kecil seperti sisik menutup seluruh tubuh.
c. Sayap berbentuk seperti dayung, berguna untuk terbang di dalam air.
d. Kaki berjari-jari 4 menghadap ke depan dan berselaput.
e. Tulang-tulang berbentuk pipih.
f. Di bawah kulit terdapat lapisan lemak yang tyebal.
Contoh spesiesnya: Aptenodytes forster (Pinguin).

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Sphenisciformes
Family : Spheniscidae
Genus : Aptenodytes
Species : Aptenodytes forsteri (www.wikipedia.org)
9. Ordo Procellariiformess
Kelompok burung laut dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Lubang hidung berbentuk buluh.
b. Paruh tertutup oleh beberepa kepingan bahan tanduk.
c. Di dalam kepala terdapat kelenjar garam.
d. Jari-jari belakang sangat mereduksi atau menghilang sama sekali.
e. Bulu-bulu tersususn padat dan tampak berminyak.
f. Sayap pankang dan sempit.
Ordo ini terdiri dari empat familia dua di antaranya ialah familia Diomedeidae contoh spesiesnya: Diomedea nigripes (Albatros) dan familia Hydrobatidae contoh spesiesnya Hydrobales pelagicus

10. Ordo Pelecaniformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Lubang hidung sangat mereduksi atau tidak ada sama sekali.
b. Mempunyao kantung leher.
c. Kaki berjari 4 dan berselaput.
d. Paruh panjang dapat membuka leher untuk menangkap dan menelan ikan.
e. Hidup berkoloni.
Ordo ini mencakup enam familia, beberapa diantranya ialah familia Plecanidae dengan contoh spesiesnya Pelecanus conspicillasis, familia Anhingidae dengan contoh spesiesnya Anhinga anhinga, Phalocrocoracidae dengan contoh spesiesnya Phalocrocorax carbo.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Clas : Aves
Ordo : Pelecaniformes
Family : Anhingidae
Genus : Anhinga
Species : Anhinga anhinga (www.wikipedia.org)
11. Ordo Ciconiiformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Leher dan tungkai panjang.
b. Paruh besar lurus atau berombak tajam.
c. Jari-jari tanpa selaput.
d. Bulu-bulu dekoratif.
e. Burung yang baru menetas tidak berbulu.
f. Makanannya ikan, atau hewan-hewan air yang lainnya.
Contoh: familia Ardeidae dengan contoh spesiesnya Ardea herodria, familia cicoliniidae dengan contoh spesiesnya Leptoptilos javanicus (Bangau).

Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Ciconiiformes
Famil : Ciconiidae
Genus : Leptoptilos
Spesies : Leptoptilos javanicus (www.wikipedia.org)
12. Ordo Anseriformes
Mencakup bangsa itik dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Paruh lebar tertutup oleh lapisan bahan tanduk yang lunak.
b. Tepi paruh berlamela (berpematang) transversal.
c. Lidah berdaging.
d. Tungkai pendek, jari-jari berselaput.
e. Ekor umumnya pendek, tersusun atas banyak bulu.
Ordo ini mencakaup dua familia yaitu familia Anhimidae dengan contoh spesiesnya Anhima cornuta, dan familia Anatidae dengan contoh spesiesnya Anas platyrynchos.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Anseriformes
Family : Anhimidae
Genus : Anhima
Species : Anhima cornuta (www.wikipedia.org)
13. Ordo Falconiformes
Mencakup burung-burung buas dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Paruh pendek, ujungnya melepas dan runcing, tepi-tepinya tajam.
b. Jari-jari kaki tajam melengkung sesuai untuk mencengkram mangsanya.
c. Kuat terbang.
Ordo ini mencakaup lima familia diantaranya yaitu familia Falconidae dengan contoh spesiesnya Falco peregrius, dan familia Accipitridae dengan contoh spesiesnya Haliaster indus.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Falconiformes
Family : Falconidae
Genus : Falco
Species : Falco peregrines (www.wikipedia.org)

14. Ordo Galliformes
Mencakup burung-burung terrestrial dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Terbangnya pendek-pendek.
b. Paruh pendek bulu dengan cabang bulu.
c. Kaki digunakan untuk berlari dan mengais.
d. Pemakan biji-biji rerumputan (Graminivor).
Ordo ini mencakaup tujuh familia diantaranya yaitu familia Megapodidae dengan contoh spesiesnya Megapodius sp., dan familia Phasianidae dengan contoh spesiesnya Pavo mulicus.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Galliformes
Family : Megapodiidae
Genus : Megapodius
Spesies : Megapodius (www.wikipedia.org)
15. Ordo Gruiformes
Mencakup berbagai jenis burung yang mempunyai ukuran yang bervariasi dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Ada yang tak pandai terbang dan yang pandai terbang.
a. Bulu-bulu bercabang.
b. Tungkai panjang.
c. Paruh besar.
Ordo ini mencakaup dua belas familia, diantaranya yaitu familia Turnicidae dengan contoh spesiesnya Turnix suscicator (Gemak puyuh), dan familia Rallidae dengan contoh spesiesnya Porphyrula martinica.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Classis : Aves
Ordo : Turniciformes
Familia : Turnicidae
Genus : Turnix
Species : Turnix suscitator (http://species.wikimedia.org)
16. Ordo Caradriiformes
Mencakup burung-burung pantai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sayap dan tungkai panjang dan ramping.
b. Jari-jari berselaput.
c. Paruh berbentuk buluh sebagi alat penyedot.
d. Bulu-bulu tebal, tersusun rapat.
Ordo ini meliputi 16 familia, beberapa dianmtaranya ialah familia Jacanidae dengan contoh spesiesnya Hydrophasianus chirurgus, familia Burhinidae dengan contoh spesiesnya Numenius americanus, dan familia Laridae dengan contoh spesiesnya Larus marinus

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Charadriiformes
Family : Jacanidae
Genus : Hydrophasianus
Species : Hydrophasianus chirurgus (www.wikipedia.org)
17. Ordo Columbiformes
Mencakup burung-burung sebangsa merpati dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Paruh pendek dan langsing.
b. Tarsus biasanya lebih pendek daripada jari-jari.
c. Kulit tebal dan halis.
d. Tembolok besar dan menghasilkan cairan seperti susu (pigeon susu) untuk anaknya.
e. Pemakan biji-bijian (Graminivor) dan buah-buahan (fragivor).
Ordo ini mencakaup tiga familia, diantaranya yaitu familia Pteroclidae dengan contoh spesiesnya Pterocles alchata, familia Raphidae dengan contoh spesiesnya Raphus cuculatus dan familia columbidae dengan contoh spesiesnya Streptopelia bitorquata.





Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Sub Kelas : Neornithes
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Species : Columba domestica (www.wikipedia.org)
18. Ordo Psittaciformes
Mencakup burung-burung sebangsa kakatua dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bulu-bulu berwarna hijau, biru, kuning atau hijau.
b. Paruh pendek, sempit, tepinya tajam, ujungnya berkait.
c. Paruh bagian atas bersendi dengan tengkorak sehingga dapat bergerak.
d. Kaki bertipe “zygodactylus” (dua jari ke depan dua jari ke belakang).
e. Jari terluar tidak “reversible” (tidak dapat dibalikka ke depan).
Ordo ini mencakaup satu familia psittacidae dengan beberapa contoh spesiesnya Psittacula alexandrii, Cacatua galerita dan Probosciger aterrimus.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Psittaciformes
Family : Psittacidae
Genus : Psittacula
Species : Psittacula alexandri (www.wikipedia.org)
19. Ordo Cuculiformes
Mencakup burung-burung yang sering di sebut kuko,dengan cirri-ciri sebagai berikut :
a. Dua buah jari kaki ke depan, dua buah yang lain ke belakang ; jari terluar dapat di balikan ke depan
b. Kaki tidak sesusi dengan mencengkram
c. Ekor panjang
d. Paruh sedang
e. Banyak anggota familia ini bersifat parasit (yang betina menitipkan telur –telurnya di sarang burung lain ).
Ordo ini mengcakup dua familia yaitu familia Mosophagidae dengan contoh spesies Tauraco sp.. familia Cuculidae dengan contoh spesies Centropus bengalensis dan Cuculus canorus.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Cuculiformes
Family : Cuculidae
Genus : Centropus
Species : Centropus bengalensis (www.wikipedia.org)
20. Ordo Strigiformes
Mencakup jenis –jenis burung hantu dengan cirri-ciri umum sebabgai berikut :
a. Kepala besar dan bulat
b. Mata besar dan menghadap ke depan, di kelilingi oleh bulu-bulu yang tersusun radial ( menjari)
c. Lubang telinga lebar, sering kali tertutup oleh lipatan kulit
d. Paruh pendek
e. Jari kaki mempuyai cakar yang tajam sesuai dengan fungsinya untuk mengcengkeram
f. Aktif diwaktu malam (nocturnal),predator.
Ordo ini mencakup dua familia yakni familia Tytonidae dengan contoh spesies Tyto alba, familia Strigidae dengan contoh spesies Budo virginianus (burung hantu tanduk)







Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Sub Kelas : Neornithes
Ordo : Strigiformes
Famili : Strigidae
Genus : Budo virginianus (Jasin, 1984 : 302)
21. Ordo Caprimulgiformes
Mencakup jenis – jenis burung cabak dengan ciri-ciri umum sebagai berikut :
a. Paruh kecil dan lunak
b. Mulut lebar, tepi paruh bagian atas tertutup oleh bulu-bulu peraba yang bentuknya seperti rambut-rambut kaki;
c. Bulu-bulu halus
d. Kaki kecil dan linak
e. Nocturnal, insektivor.
Ordo ini mencakup lima familia. Dua diantaranya adalah familia Caprimulgidae dengan contoh spesies Caprimulgus vociverus familia Podargidae dengan contoh spesies Podargus sp..

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Subclass : Neornithes
Ordo : Caprimulgiformes
Family : Caprimulgidae
Subfamily : Caprimulginae
Genus : Caprimulgus
Species : Caprimulgus vociferous (www.wikipedia.org)
22. Ordo Apodiformes
Mencakup sebangsa burung layang-layang dengan ciri-ciri umu sebagai berikut :
a. Tubuh kecil
b. Tungkai sangat kecil
c. Sayap runcing
d. Paruh kecil dan lunak, ada yang langsing dengan lidah berbentuk bulu panjang.
Ordo ini mengcakup tiga familia. Dua diantaranya ialah familia Apodidae dengan contoh spesies Collcalia esculenta dan familia Trochilidae denagan contoh spesies Colibri coruncans.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Apodiformes
Family : Trochilidae
Genus : Colibri
Species : Colibri coruscan (www.wikipedia.org)
23. Ordo Trogoniformes
Mencakup burung-burung dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Paruh pendek dan bahu dengan “rambut-rambut bahu” pada pangkalnya
b. Kaki kecil dan lunak
c. Bulu-bulu berwarna cerah, seringkali berwarna hijau.
Ordo ini mengcakup satu familia Trogonidae dengan salah satu contoh spesies Trogon viridis.

24. Ordo Coliiformes
Mencakup burung-burung dengan ciri-ciri sebgai berikut :
a. Kaki bertipe paserin ( tiga jari kedepan, satu jari kebelakang )
b. Jari ke-1 dan ke-4 reversibel
c. Ekor sangat panjang
d. Pemakan serangga (insektivor) dan buah (frugivor)
Ordo ini mencakup satu familia Colidae dengan contoh spesies Colius macrouros.



Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Coliiformes
Family : Coliidae
Subfamily : Coliinae
Genus : Colius
Spesies : Colius macrouros (www.wikipedia.org)
25. Ordo Coraciiformmes
Mencakup berbagai jenis burung yang morfologis yang tidak begitu mirip. Ciri-ciri umumnya sebagai berikut :
a. Paruh kuat
b. Jari-jari ke-3 dan ke -4 bersatu pada bagian pangkal.
Ordo ini mencakup tujuh familia. Dua di antaranya adalah familia Alcedinidae dengan contoh spesies Halcyon chloris dan familia Bucerotidae dengan contoh spesies Buceros bicornis (enggang).

26. Ordo Piciformes
Mencakup jenis-jenis burung yang morfologis tidak begitu mirip.ciri-ciri umumnya adalah sebagai berikut :
a. Paruh kuat
b. Bulu ekor kaku,ujungnya runcing
c. Lidah dengan ujung yang kasar atau di lengkapi dengan bayangan seperti bulu. Lidah dapat di julurkan.
Ordo ini mengcakup lima familia. Tiga diantaranya ialah familia Capitonidae dengan contoh spesies Megalaima corvina, familia Ramphasidae dengan contoh spesies Ramphastor sulfuratus familia Picidae dengan contoh spesies Dinopium javanense.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Piciformes
Family : Picidae
Genus : Dinopium
Species : Dinopium javanense (www.wikipedia.org)
27. Ordo Passeriformes
Mencakup sejumlah besar jenis burung dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kaki berjari-jari empat,3 ke depan dan 1 ke belakang
b. Paruh sesuai dengan memotong.
Ordo ini mencakup sekitar 69 familia. Beberapa contohnya ialah familia Hirundinidae dengan contoh spesies Hirundo rustica, Dicruridae dengan contoh Dicrurus macrocercus, Oriolidae dengan contoh Oriolus chinensis.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Passeriformes
Family : Hirundinidae
Genus : Hirundo
Species : Hirundo rustica (www.wikipedia.org)

D. Perkembangan Evolusi Kelas Aves
Walaupun burung termasuk hewan berdarah panas, menurut sejarahnya, burung berkerabat dekat dengan keluarga reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat.
Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan.
Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya. Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain.
Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
Fosil Dinosaurus mirip dengan Burung ditemukan di China

Beberapa peneliti China telah menggali fosil dinosaurus mirip burung dengan empat sayap di China timur-laut, yang mereka duga adalah penghubung yang hilang dalam evolusi dinosaurus menjadi burung. Dalam satu laporan di jurnal “Nature”, mereka mengatakan mereka menemukan fosil “Anchiornis huxleyi”, yang terpelihara dengan baik dan berkeliaran di Bumi sekitar 160 juta tahun lalu, di satu wilayah geologi di provinsi Liaoning di bagian timur-laut China. Fosil itu, yang memiliki ukuran tubuh sebesar anak ayam, memiliki total panjang tubuh kurang dari 50 centimeter dan tengkorak dengan panjang 6 centimeter, pata pemimpin peneliti Xing Xu di Akademi Sains China di Beijing melalui surat elektronik.“Temuan ini menunjukkan bahwa burung sangat mungkin diturunkan dari sejenis dinosaurusbersayap-empat yang berukuran kecil sekitar 160 juta tahun lalu,” kata Xu. “Ini adalah penghubung antara theropod yang lebih khusus (dinosaurus yang berkeliaran dengan dua bagian belakang tubuh) dan burung. Hewan tersebut hidup pada sekitar era yang sama yang kami perkirakan bagi nenek-moyang burung,” katanya.
Dalam satu pernyataan, para peneliti itu mengatakan, “Bulu panjang menutup lengan dan ekor, tapi juga kaki, sehingga menunjukkan bahwa tahap empat-sayap mungkin pernah ada dalam peralihan ke burung.”
Peralihan dari dinosaurus ke burung masih belum terlalu difahami akibat kurangnya fosil yang terpelihara dengan baik, dan banyak ilmuwan mengatakan dinosaurus mirip burung tampaknya sangat terlambat dalam catatan fosil sebagai nenek-moyang burung sesungguhnya. Para peneliti China tersebut percaya fosil itu adalah dinosaurus mirip burung yang paling tua yang sejauh ini dilaporkan, dan lebih tua daripada Archaeoteryx, burung paling awal yang pernah dikenal. “Keberadaan spesies seperti itu pada saat ini dalam catatan fosil secara efektif memperdebatkan argumen bahwa dinosaurus mirip burung muncul sangat terlambat untuk menjadi nenek-moyang burung.
E. Manfaat kelas Aves bagi kehidupan
1. Sumber protein hewani (daging dan telurnya).
2. Telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau membuat kue.
3. Sebagai bahan perindustrian, contoh shuttle cock untuk bulu tangkis dibuat dari bulu plumae, sedang selimut, bantal, kasur dibuat dari bulu plumulae (itik, ayam, angsa, dan lain-lain).
4. Membuka lapangan kerja dengan beternak ayam, itik, angsa, merpati, parkit, dan perkutut. Terutama burung walet.
5. Burung dilatih dan dilombakan, contoh: merpati pos untuk mengantar surat, lomba suara perkutut, dan lain-lain.
6. Berbagai burung diawetkan utuh dengan mengganti isi perutnya dengan kapas sehingga tampak seperti masih hidup (taxidermi).
7. Untuk dinikmati suaranya dan keindahan bulunya.
8. Sebagai predator alami. Burung-burung pemakan insekta juga berperan sebagai pengendalian hayati alamiah.
9. Di bidang sains dipergunakan untuk praktikum para siswa dan mahasiswa






















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Aves merupakan hewan yang terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang dikelompokkan dalam aves/burung primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat.
2. Aves terdiri dari beberapa ordo yang sudah punah maupun yang masih hidup sampai sekarang. Beberapa spesies dari kelas Aves yang masih hidup sampai sekarang terdiri dari 27 ordo diantaranya adalah Apterygiformes, Struthioniformes, Rheiformes, Tinamiformes, Podicipediformes, Gaviiformes, Spheniscitormes, Procellariiformes, Pelecaniformes, Ciconiiformes, Anseriformes, Falconiformes, Galliformes, Gruiformes, Caradriiformes, Columbiformes, Psittaciformes, Cuculiformes, Strigiformes, Caprimulgiformes, Apodiformes, Trogoniformes, Coliiformes, Coraciiformmes, Piciformes, Passeriformes.
3. Menurut sejarahnya, burung berkerabat dekat dengan keluarga reptile. Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat.
4. Spesies dari kelas Aves mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan diantaranya Sumber protein hewani (daging dan telurnya), telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau membuat kue, sebagai bahan perindustrian, membuka lapangan kerja dengan beternak ayam, itik, angsa, merpati, parkit, dan perkutut. burung dilatih dan dilombakan, berbagai burung diawetkan utuh dengan mengganti isi perutnya dengan kapas sehingga tampak seperti masih hidup (taxidermi), untuk dinikmati suaranya dan keindahan bulunya, sebagai predator alami, burung-burung pemakan insekta juga berperan sebagai pengendalian hayati alamiah, di bidang sains dipergunakan untuk praktikum para siswa dan mahasiswa.
B. Saran
Saran yang dapat kami ajukan dalam makalah ini adalah diharapkan kepada para pembaca dan juga penulis semoga isi makalah ini dapat menambah hasanah pengetahuan kita mengenai Zoologi Vertebrata khususnya kelas Aves dan penulisan makalah ini dapat menjadi latihan bagi penulis untuk lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya.











DAFTAR PUSTAKA

http://artofgreen.wordpress.com/2010/06/07/aves/
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Kasuaris.jpg
http://id.wikipedia.org
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Sinar Wijaya. Surabaya.







BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filum chordata dibagi menjadi dua subfilum, yaitu subfilum Protochordata dan subfilum Vertebrata (Craniata). Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki rahang dua pasang (kecuali Agnatha), memiliki sepasang mata dan sepasang telinga. Penutup tubuh anggota vertebrata bermacam-macam, dari penutup tubuh berupa kulit bersisik dan berlendir, bersisik keras dan kering, berbulu, sampai dengan kulit tertutup rambut. Tempat hidupnya mulai dari perairan sampai ke daratan. Semua vertebrata memiliki tulang atau rangka dalam tubuh (internal skeleton), dan memiliki dua pasang anggota tubuh. Vertebrata terbagi menjadi enam kelas, salah satunya adalah Aves.
Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat dimana-dimana; aktif pada siang hari dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Dengan bulu itu tubuh dapat mengatur suhu dan terbang. Dengankemampuan terbang itu, Aves mendiami semua habitat. Warna dan suara bebrapa Aves merupakan daya tarik mata dan telinga manusia. Banyak dintaranya mempunyai arti penting dalam ekonomi, sebagian merupakan bahan makanan sumber protein. Beberapa diantaranya diternakkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur morfologi dari kelas Aves ?
2. Bagaimana struktur anatomi dan sistem fisiologi kelas Aves ?
3. Bagaimana sistem pengklasifikasian kelas Aves ?
4. Bagaimana perkembangan evolusi dari kelas Aves ?
5. Apakah manfaat dari kelas Aves bagi kehidupan ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui morfologi, system fisiologi, klasifikasi, perkembangan evolusi dan manfaat kelas Aves bagi kehidupan.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Membantu mahasiswa memahami materi tentang kelas Aves.
2. Sebagai salah satu syarat dalam memperoleh nilai mata kuliah Zoologi Vertebrata.











BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Morfologi Kelas Aves
Ciri-Ciri Umum kelas Aves antara lain sebagai berikut:
1. Suhu tubuh tidak di pengaruhi oleh perubahan suhu disebut juga homolotermis.
2. Mempunyai sepasang sayap.
3. Alat penglihatan,pendengaran,dan alat suara rendah lebih sempurna dari pada kelas sebelumnya.
4. Mempunyai kemampuan melindungi anak-anaknya dan tubuhnya.
5. Bernapas dengan paru-paru dan pundi-pundi hawa.
6. Badannya berbulu.
7. Mulut tidak bergigi.
8. Paruh dibentu oleh maksila (rahang atas), mandi bula (rahang bawah).
9. Peredaran darah tertutup dan berganda.
10. Berkembang biak dengan bertelur (ovipar).
11. Tulangnya tipis dan berlubang.
12. Pada sebagian besar spesies, anggota gerak atas berfunfsi untuk terbang.
13. Kulit kakinya diselubungi semacam sisik yang disebut tasometatarsus.
14. Memiliki kantong udara untuk membantu pernapasan pada saat terbang.
Aves merupakan hewan yang terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang dikelompokkan dalam aves/burung primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikanolehparuhringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan aves/burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.

1. Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
a. Filoplumae, bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
b. Plumulae, berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
c. Plumae, Bulu yang sempurna. Susunan plumae terdiri dari :
1) Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
2) Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
3) Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
4) Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.
d. Barbae.
e. Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
a. Tectrices, bulu yang menutupi badan.
b. Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
c. Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
d. Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
e. Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
f. Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
g. Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
h. Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984)
2. Warna Bulu
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya oleh struktur bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang menimbulkan warna pada bulu adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam metanol, eter itau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2, yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin terklarut dalam asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan.
Butir-butir melanin bulat di dekat ujung bulu luar memberikan efek ring Newton dan menyebabkan perubahan warna-warni bulu. Warna hijau, biru dan violet tidak dihasilkan oleh pigmen tetapi tergantung dari struktur bulu. Warna ini ditimbulkan oleh pigmen kuning yang menyerap semua spektrum sinar kemudian dipantulkan kembali. Burung tropis pemakan pisang memiliki pigmen tembaga berupa turacoverdin yang mampu menghasilkan warna merah gelap dihasilkan oleh turacin (Sukiya 2003).
Meski warna bulu burung adalah genetis, namun dapat berubah akibat faktor internal maupun eksternal. Burung yang dikurung dalam waktu lama juga dapat berubah warna bulunya. Hal ini dapat disebabkan karena makanannya. Faktor internal yang mempengaruhi warna bulu adalah hormon. Spesies burung terdapat dimorfisme warna dalam seksual. Pengaturan hormon estrogen banyak berperan pada burung jantan, yaitu sebelum hingga awal pergantian bulu. Sedangkan pada burung betina kemungkinan diinduksi oleh bulu burung jantan dengan pengaturan testosteron.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perubahan warna adalah oksidasi dan gesekan/abrasi. Warna yang ditimbulkan karoten dapat memudar karena sinar matahari.
3. Pergantian Bulu
Bulu burung terbentuk dari struktur tak hidup sehingga mudah kusut akibat oksidasi dan gesekan. Bulu-bulu yang telah lama akan lepas secara periodik dan digantikan oleh bulu yang baru. Pelepasan dan pergantian bulu ini disebut dengan molting. Pergantian bulu terjadi pada waktu tertentu dalam satu tahun dan diselesaikan dalam satu periode (selama beberapa minggu).
Umumnya burung mengalami pergantian bulu sekali dalam satu tahun, tetapi burung kolibri betina mengalami pergantian bulu sekali dalam dua tahun. Pergantian bulu biasanya terjadi sebelum atau sesudah perkembangbiakan. Namun ada juga yang mengalami pergantian bulu parsial oleh sebab tertentu. Pergantian bulu burung dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor fisiologis yaitu adanya hormon tiroksin.
Sebagian besar spesies burung memiliki jumlah bulu bervariasi pada saat menetas, hanya beberapa deret bulu pada spesies altrical (misalnya merpati) atau seluruh tubuh tertutup bulu pada burung precocial muda (misal ayam). Bulu saat menetas akan rontok dan diganti yang baru, sebagai berikut:
a. Juvenal plumage (bulu anak burung), lebih substansial dari natal plumage. Pada burung passerine hanya bertahan beberapa minggu lalu rontok dan diganti bulu first winter plumage.
b. First winter plumage (bulu ketika berusia satu tahun), diperoleh pada akhir musim panas atau musim gugur dan bertahan selama 12 bulan, tergantung dari spesiesnya.
c. First nuptial plumage (bulu kawin pertama), bulu perkembangbiakan pertama yang akan rontok sebagai akibat pergantian bulu setelah masa kawin pertama.
d. Second winter plumage (bulu tahun kedua), dapat dibedakan dengan bulu dewasa pada musim dingin kecuali spesies yang memperoleh bulu dewasa pada tahun pertama atau lebih dari dua tahun. Bulu ini akan diganti oleh bulu masa kawin kedua pada musim semi berikutnya.
4. Fungsi bulu
a. Dapat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka dalam cuaca dingin.
b. Sementara, saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan melicinkan bulu-bulu mereka.
c. Penutup tubuh.
d. Bulu di bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor memiliki bentuk yang berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan mengerem.
e. Untuk memperindah tubuh.
f. Plumae berfungsi agar dapat terbang.
g. Plamulae berfungsi Sebagai isolator.
h. Filoplumae Berfungsi sebagai sensor.
i. Mengangkat tubuh burung di udara.
j. Menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya.
k. Untuk melindungi kulit dari serangga.
l. Untuk menghangatkan telur pada saat mengerami.

B. Struktur Anatomi dan Sistem Fisiologi Kelas Aves
1. Sistem rangka
a. Struktur rangka
Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang. Adaptasi tulang burung adalah sebagai berikut :
1) Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia.
2) Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas, berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
3) Tulang-tulang burung berongga dan ringan. Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang.
4) Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia. Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang.
5) Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat, terutama ketika mengepakkan sayap pada saat terbang.
6) Burung juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang. Anggota depan berubah fungsi menjadi sayap. Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya otot-otot dan sayap. Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.
b. Fungsi Rangka
Berikut fungsi rangka. Contoh pada burung perkutut yaitu :
1) Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala.
2) Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala.
3) Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap.
4) Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
5) Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
6) Korakoid : Penghubung tulang dada.
7) Tulang dada : Tempat melekatnya otoT untuk terbang.
8) Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut.
9) Pelvis : Penghubung tulang ekor.
10) Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka.
11) Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis.
12) Tulang paha : Untuk persendian.
2. Sistem Pencernaan
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
a. Paruh: merupakan modifikasi dari gigi, yang berfungsi untuk mengambil makanan.
b. Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk.
c. Faring: berupa saluran pendek.
d. Esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat.
e. Lambung terdiri atas:
1) Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.
2) Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal.
f. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s teeth”.
g. Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
h. Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
i. Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas.
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil makanan. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut tembolok. Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah. Disebut lambung pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan. Di dalam hati, empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna makanan secara mekanis. Kemudian, makanan masuk menuju usus halus. Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan ke dalam usus halus. Hasil pencernaan berupa sari- sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus. Burung mempunyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus. Usus buntu berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
Sistematis pencernaan makanan pada burung :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar →
Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →
Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
3. Sistem pernafasan
Alat pernapasan yang terdiri atas:
a. Lubang hidung.
b. Celah tekaka pada faring, berhubungan dengan trakea.
c. Trakea berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang tersusun disepanjang trakea.
d. Siring (alat suara), terletak dibagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot sternotrakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi untuk menimbulkan suara. Selain itu dapat juga otot siringialis yang menghubungkan siring dengan dinding trakea sebelah dalam. Dalam rongga siring terdapat selaput yang mudah bergetar. Getaran selaput suara tergantung besar kecilnya ruangan siring yang diatur oleh otot sternotrakealis dan otot siringialis.
e. Bifurkasi trakea, yaitu percabangan trakea menjadi dua bronkus kanan dan kiri.
f. Bronkus (cabang trakea), tertletak antara siring dan paru-paru.
g. Paru-paru dengan selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura.
Burung mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut pundi-pundi udara yang berhubungan dengan paru-paru. Fungsi pundi-pundi udara antara lain untuk membantu pernapasan dan membantu membesarkan rongga siring sehingga dapat memperkeras suara.
Mekanisme pernapasan pada burung yaitu, pertukaran gas terjadi dalam paru-paru, tepatnya pada parabronkus yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh darah. Paru-paru burung berhubungan dengan sakus pneumatikus melalui perantara bronkus rekurens.
Pernapasan burung dilakukan dengan dua macam, yaitu pada terbang dan tidak terbang. Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena tulang-tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot terbang. Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya adalah dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara didalam paru-paru.
4. Sistem sirkulasi
Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, dan pembuluh-pembuluh darah. Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan berinti. Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri dari dua serambi yang berdinding tipis serta dua billik yang dindingnya lebih tebal.
Pembuluh-pembuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim yang bercabang lagi menjadi arteri-arteri yang memberi darah kebagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta yang merupakan sisa dari arkus aortikus yang menuju kekanan (arkus aortikus yang menuju kekiri mereduksi). Pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok kearah ekor menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kanan hanya satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi paru-paru), yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.
Pembuluh balik atau vena dibedakan atas:
a. Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior); vena ini membawa darah dari kepala, anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung.
b. Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior); membawa darah dari bagian bawah tubuh ke jantung.
c. Pembuluh balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri serta membawa darah menuju serambi kiri jantung.
5. Sistem ekskresi
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanerfous. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidak memiliki vesika urinaria. Tabung ginjal burung lebih banyak dari pada mamalia karena kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Tiap 1 ml kubik jaringan korteks ginjal burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal ini membentuk lengkung henle kecil.
Air dalam tubuh disimpan melelui reabsorpsi ditubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses. Khusus pada burung laut, misalnya camar, selain mengekskresi asam urat juga garam. Hal ini disebabkan karena burung laut meminum air garam dan memakan ikan laut yang mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam diatas mata. Larutan garam mengalir kerongga hidung kemudian keluar lewat nares luar dan akhirnya garam keluar lewat ujung paruh.
6. Sistem saraf
Susunan saraf pada burung serupa dengan susunan saraf pada manusia dan hewan menyusui. Segala kegiatan saraf di atur oleh susunan saraf pusat.
Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang. Otak burung juga terdiri atas empat bagian, otak besar, otak tengah, otak kecil dan sum-sum lanjutan. Selain otak kecil maka otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik. Otak besar burung berbeda dengan otak besar pada manusia.
Permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat, sehingga jumlah neuron pada burung berkembang dengan membentuk dua gelembung. Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi penglihatanya.
Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas permukaan sehingga dapat menampung sejumlah neuron yang cukup banyak. Perkembangan Otak kecil ini berguna bagi pengaturan keseimbangan burung di waktu terbang.
Pada retina mata burung ada dua macam sel indra penerima rangsang cahaya, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah sedangkan sel kerucut peka terhadap cahaya yang kuat. Burung malam memiliki retina yang banyak mengandung sel batang. Burung siang memiliki banyak sel kerucut. Lensa mata pada burung mempunyai akomodasi yang baik
7. Sistem reproduksi
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
a. Sistem Genitalia Jantan.
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian- permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan- epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori. Duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktus deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
b. Sistem Genitalia Betina.
Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri,- bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.
c. Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

C. Sistem Klasifikasi Aves
Beberapa ordo yang sudah punah yaitu : Aepyornithiformes, Dinornithiformes, Hesperornis dan ichthyornis, Archaeopteryx dan Diatryniformes.
Yang masih bertahan ada 27 Ordo.
1. Ordo Apterygiformes
Merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bulu-bulu panjang seperti rambut, tak bercabang.
b. Sayap kecil.
c. Paruh panjang, langsing, pada ujungnya terdapat lubang hidung.
d. Mata kecil.
e. Leher dan tungkai relatif pendek.
f. Jari-jari kaki belakang 4.
g. Tulang dada tanpa lunas.
h. Telurnya paling besar diantara burung-burung yang masih hidup.
i. Hidup di permukaan tanah, aktif di malam hari (Nocturnal).
j. Makanannya cacing atau serangga.
Contoh spesiesnya: Apteryx australis (Burung Kiwi).




Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Superorder : Palaeognathae
Order : Apterygiformes
Family : Apterygidae
Genus : Apteryx
Spesies : Apteryx australis (www.wikipedia.org)
2. Ordo Struthioniformes
Merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ukuran tubuhnya besar.
b. Kepala, leher dan tungkai berbulu tipis.
c. Kepala kecil, leher panjang dan teratur.
d. Paruh pendek dan besar.
e. Bulu tidak bercabang.
f. Kaki berjari-jari dua.
g. Tulang dada tanpa lunas.
h. Terdapat simfisid pubis.
i. Tanpa pygostyle.
Contoh spesiesnya: Struthio camelus (Burung Unta).

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Struthioniformes
Familia : Struthionidae
Genus : Struthio
Spesies : Struthio camelus (www.wikipedia.org)
3. Ordo Rheiformes
Merupakmn kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Dapat berlari cepat. kepala, leher dan paha berbulu
b. Bulu tak bercabang
c. Sayap cukup besar
d. Kaki berjari 3 dengan cakar yang kuat
Contoh spesiesnya: Rhea Americana.



Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyilum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Struthioniformes
Famili : Rheidae
Genus : Rhea
Spesies : Rhea Americana (http://id.wikipedia.org)
4. Ordo Casuarriiformes
Merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ukuran tubuh besar.
b. Kepala berbulu tipis, leher dan badan berbulu tebal.
c. Bulu bercabang hampir sama panjang dengan induknya.
d. Kaki berjari tiga, satu diantaranya bercakar runcing.
e. Tulang dada tanpa lunas.
f. Sayap kecil.
Ordo ini terdiri dari dua familia salah satunya familia Casuaridae Contoh spesiesnya: Casuarius casuarius (Kasuari).

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Casuariiformes
Family : Casuariidae
Genus : Casuarius
Spesies : Casuarius casuarius (http://id.wikipedia.org)
5. Ordo Tinamiformes
Merupakan kelompok burung-burung kecil, terestrial, tak pandai terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sayap kecil bulat.
b. Tulang dada berlunas.
c. Bulu ekor dan pygossyle menyusut.
d. Telur mengkilat.
e. Pemakan tumbuhan.
Contoh spesiesnya: Eudromia elegans.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Subclass : Neornithes
Ordo : Tinamiformes
Family : Tinamidae
Genus : Eudromia elegans (www.wikipedia.org)
6. Ordo Podicipediformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hidup di air tawar, pandai menyelam.
b. Tungkai terletak jauh di bagian belakang tubuh.
c. Kaki berlebus.
d. Ekor pendek.
e. Tempurung lutut besar.
f. Starsus pipih.
Contoh spesiesnya: Podiceps cristalis.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Sub Kelas : Neornithes
Ordo : Paleognathae
Famili : Apterygiformidae
Genus : Podiceps
Spesies : Podiceps cristalis (Jasin, 1984 : 302)
7. Ordo Gaviiformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tungkai pendek, terletak di bagian belakang tubuh.
b. Ekor terdiri atas 18 – 20 lembar bulu yang kaku.
c. Jari-jari berselaput renang.
d. Patella (tempurung lutut) kecil.
e. Pandai terbang,
Contoh spesiesnya: Gavia immer.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Gaviiformes
Family : Gaviidae
Genus : Gavia
Species : Gavia immer (www.wikipedia.org)
8. Ordo Spheniscitormes
Mencakup semua jenis burung pinguin dengan ciri-ciri umum sebagai berikut:
a. Burung air tidak dapat terbang.
b. Memiliki bulu-bulu kecil seperti sisik menutup seluruh tubuh.
c. Sayap berbentuk seperti dayung, berguna untuk terbang di dalam air.
d. Kaki berjari-jari 4 menghadap ke depan dan berselaput.
e. Tulang-tulang berbentuk pipih.
f. Di bawah kulit terdapat lapisan lemak yang tyebal.
Contoh spesiesnya: Aptenodytes forster (Pinguin).

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Sphenisciformes
Family : Spheniscidae
Genus : Aptenodytes
Species : Aptenodytes forsteri (www.wikipedia.org)
9. Ordo Procellariiformess
Kelompok burung laut dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Lubang hidung berbentuk buluh.
b. Paruh tertutup oleh beberepa kepingan bahan tanduk.
c. Di dalam kepala terdapat kelenjar garam.
d. Jari-jari belakang sangat mereduksi atau menghilang sama sekali.
e. Bulu-bulu tersususn padat dan tampak berminyak.
f. Sayap pankang dan sempit.
Ordo ini terdiri dari empat familia dua di antaranya ialah familia Diomedeidae contoh spesiesnya: Diomedea nigripes (Albatros) dan familia Hydrobatidae contoh spesiesnya Hydrobales pelagicus

10. Ordo Pelecaniformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Lubang hidung sangat mereduksi atau tidak ada sama sekali.
b. Mempunyao kantung leher.
c. Kaki berjari 4 dan berselaput.
d. Paruh panjang dapat membuka leher untuk menangkap dan menelan ikan.
e. Hidup berkoloni.
Ordo ini mencakup enam familia, beberapa diantranya ialah familia Plecanidae dengan contoh spesiesnya Pelecanus conspicillasis, familia Anhingidae dengan contoh spesiesnya Anhinga anhinga, Phalocrocoracidae dengan contoh spesiesnya Phalocrocorax carbo.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Clas : Aves
Ordo : Pelecaniformes
Family : Anhingidae
Genus : Anhinga
Species : Anhinga anhinga (www.wikipedia.org)
11. Ordo Ciconiiformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Leher dan tungkai panjang.
b. Paruh besar lurus atau berombak tajam.
c. Jari-jari tanpa selaput.
d. Bulu-bulu dekoratif.
e. Burung yang baru menetas tidak berbulu.
f. Makanannya ikan, atau hewan-hewan air yang lainnya.
Contoh: familia Ardeidae dengan contoh spesiesnya Ardea herodria, familia cicoliniidae dengan contoh spesiesnya Leptoptilos javanicus (Bangau).

Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Ciconiiformes
Famil : Ciconiidae
Genus : Leptoptilos
Spesies : Leptoptilos javanicus (www.wikipedia.org)
12. Ordo Anseriformes
Mencakup bangsa itik dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Paruh lebar tertutup oleh lapisan bahan tanduk yang lunak.
b. Tepi paruh berlamela (berpematang) transversal.
c. Lidah berdaging.
d. Tungkai pendek, jari-jari berselaput.
e. Ekor umumnya pendek, tersusun atas banyak bulu.
Ordo ini mencakaup dua familia yaitu familia Anhimidae dengan contoh spesiesnya Anhima cornuta, dan familia Anatidae dengan contoh spesiesnya Anas platyrynchos.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Anseriformes
Family : Anhimidae
Genus : Anhima
Species : Anhima cornuta (www.wikipedia.org)
13. Ordo Falconiformes
Mencakup burung-burung buas dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Paruh pendek, ujungnya melepas dan runcing, tepi-tepinya tajam.
b. Jari-jari kaki tajam melengkung sesuai untuk mencengkram mangsanya.
c. Kuat terbang.
Ordo ini mencakaup lima familia diantaranya yaitu familia Falconidae dengan contoh spesiesnya Falco peregrius, dan familia Accipitridae dengan contoh spesiesnya Haliaster indus.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Falconiformes
Family : Falconidae
Genus : Falco
Species : Falco peregrines (www.wikipedia.org)

14. Ordo Galliformes
Mencakup burung-burung terrestrial dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Terbangnya pendek-pendek.
b. Paruh pendek bulu dengan cabang bulu.
c. Kaki digunakan untuk berlari dan mengais.
d. Pemakan biji-biji rerumputan (Graminivor).
Ordo ini mencakaup tujuh familia diantaranya yaitu familia Megapodidae dengan contoh spesiesnya Megapodius sp., dan familia Phasianidae dengan contoh spesiesnya Pavo mulicus.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Galliformes
Family : Megapodiidae
Genus : Megapodius
Spesies : Megapodius (www.wikipedia.org)
15. Ordo Gruiformes
Mencakup berbagai jenis burung yang mempunyai ukuran yang bervariasi dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Ada yang tak pandai terbang dan yang pandai terbang.
a. Bulu-bulu bercabang.
b. Tungkai panjang.
c. Paruh besar.
Ordo ini mencakaup dua belas familia, diantaranya yaitu familia Turnicidae dengan contoh spesiesnya Turnix suscicator (Gemak puyuh), dan familia Rallidae dengan contoh spesiesnya Porphyrula martinica.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Classis : Aves
Ordo : Turniciformes
Familia : Turnicidae
Genus : Turnix
Species : Turnix suscitator (http://species.wikimedia.org)
16. Ordo Caradriiformes
Mencakup burung-burung pantai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sayap dan tungkai panjang dan ramping.
b. Jari-jari berselaput.
c. Paruh berbentuk buluh sebagi alat penyedot.
d. Bulu-bulu tebal, tersusun rapat.
Ordo ini meliputi 16 familia, beberapa dianmtaranya ialah familia Jacanidae dengan contoh spesiesnya Hydrophasianus chirurgus, familia Burhinidae dengan contoh spesiesnya Numenius americanus, dan familia Laridae dengan contoh spesiesnya Larus marinus

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Charadriiformes
Family : Jacanidae
Genus : Hydrophasianus
Species : Hydrophasianus chirurgus (www.wikipedia.org)
17. Ordo Columbiformes
Mencakup burung-burung sebangsa merpati dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Paruh pendek dan langsing.
b. Tarsus biasanya lebih pendek daripada jari-jari.
c. Kulit tebal dan halis.
d. Tembolok besar dan menghasilkan cairan seperti susu (pigeon susu) untuk anaknya.
e. Pemakan biji-bijian (Graminivor) dan buah-buahan (fragivor).
Ordo ini mencakaup tiga familia, diantaranya yaitu familia Pteroclidae dengan contoh spesiesnya Pterocles alchata, familia Raphidae dengan contoh spesiesnya Raphus cuculatus dan familia columbidae dengan contoh spesiesnya Streptopelia bitorquata.





Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Sub Kelas : Neornithes
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Species : Columba domestica (www.wikipedia.org)
18. Ordo Psittaciformes
Mencakup burung-burung sebangsa kakatua dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bulu-bulu berwarna hijau, biru, kuning atau hijau.
b. Paruh pendek, sempit, tepinya tajam, ujungnya berkait.
c. Paruh bagian atas bersendi dengan tengkorak sehingga dapat bergerak.
d. Kaki bertipe “zygodactylus” (dua jari ke depan dua jari ke belakang).
e. Jari terluar tidak “reversible” (tidak dapat dibalikka ke depan).
Ordo ini mencakaup satu familia psittacidae dengan beberapa contoh spesiesnya Psittacula alexandrii, Cacatua galerita dan Probosciger aterrimus.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Psittaciformes
Family : Psittacidae
Genus : Psittacula
Species : Psittacula alexandri (www.wikipedia.org)
19. Ordo Cuculiformes
Mencakup burung-burung yang sering di sebut kuko,dengan cirri-ciri sebagai berikut :
a. Dua buah jari kaki ke depan, dua buah yang lain ke belakang ; jari terluar dapat di balikan ke depan
b. Kaki tidak sesusi dengan mencengkram
c. Ekor panjang
d. Paruh sedang
e. Banyak anggota familia ini bersifat parasit (yang betina menitipkan telur –telurnya di sarang burung lain ).
Ordo ini mengcakup dua familia yaitu familia Mosophagidae dengan contoh spesies Tauraco sp.. familia Cuculidae dengan contoh spesies Centropus bengalensis dan Cuculus canorus.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Cuculiformes
Family : Cuculidae
Genus : Centropus
Species : Centropus bengalensis (www.wikipedia.org)
20. Ordo Strigiformes
Mencakup jenis –jenis burung hantu dengan cirri-ciri umum sebabgai berikut :
a. Kepala besar dan bulat
b. Mata besar dan menghadap ke depan, di kelilingi oleh bulu-bulu yang tersusun radial ( menjari)
c. Lubang telinga lebar, sering kali tertutup oleh lipatan kulit
d. Paruh pendek
e. Jari kaki mempuyai cakar yang tajam sesuai dengan fungsinya untuk mengcengkeram
f. Aktif diwaktu malam (nocturnal),predator.
Ordo ini mencakup dua familia yakni familia Tytonidae dengan contoh spesies Tyto alba, familia Strigidae dengan contoh spesies Budo virginianus (burung hantu tanduk)







Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Sub Kelas : Neornithes
Ordo : Strigiformes
Famili : Strigidae
Genus : Budo virginianus (Jasin, 1984 : 302)
21. Ordo Caprimulgiformes
Mencakup jenis – jenis burung cabak dengan ciri-ciri umum sebagai berikut :
a. Paruh kecil dan lunak
b. Mulut lebar, tepi paruh bagian atas tertutup oleh bulu-bulu peraba yang bentuknya seperti rambut-rambut kaki;
c. Bulu-bulu halus
d. Kaki kecil dan linak
e. Nocturnal, insektivor.
Ordo ini mencakup lima familia. Dua diantaranya adalah familia Caprimulgidae dengan contoh spesies Caprimulgus vociverus familia Podargidae dengan contoh spesies Podargus sp..

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Subclass : Neornithes
Ordo : Caprimulgiformes
Family : Caprimulgidae
Subfamily : Caprimulginae
Genus : Caprimulgus
Species : Caprimulgus vociferous (www.wikipedia.org)
22. Ordo Apodiformes
Mencakup sebangsa burung layang-layang dengan ciri-ciri umu sebagai berikut :
a. Tubuh kecil
b. Tungkai sangat kecil
c. Sayap runcing
d. Paruh kecil dan lunak, ada yang langsing dengan lidah berbentuk bulu panjang.
Ordo ini mengcakup tiga familia. Dua diantaranya ialah familia Apodidae dengan contoh spesies Collcalia esculenta dan familia Trochilidae denagan contoh spesies Colibri coruncans.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Apodiformes
Family : Trochilidae
Genus : Colibri
Species : Colibri coruscan (www.wikipedia.org)
23. Ordo Trogoniformes
Mencakup burung-burung dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Paruh pendek dan bahu dengan “rambut-rambut bahu” pada pangkalnya
b. Kaki kecil dan lunak
c. Bulu-bulu berwarna cerah, seringkali berwarna hijau.
Ordo ini mengcakup satu familia Trogonidae dengan salah satu contoh spesies Trogon viridis.

24. Ordo Coliiformes
Mencakup burung-burung dengan ciri-ciri sebgai berikut :
a. Kaki bertipe paserin ( tiga jari kedepan, satu jari kebelakang )
b. Jari ke-1 dan ke-4 reversibel
c. Ekor sangat panjang
d. Pemakan serangga (insektivor) dan buah (frugivor)
Ordo ini mencakup satu familia Colidae dengan contoh spesies Colius macrouros.



Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Coliiformes
Family : Coliidae
Subfamily : Coliinae
Genus : Colius
Spesies : Colius macrouros (www.wikipedia.org)
25. Ordo Coraciiformmes
Mencakup berbagai jenis burung yang morfologis yang tidak begitu mirip. Ciri-ciri umumnya sebagai berikut :
a. Paruh kuat
b. Jari-jari ke-3 dan ke -4 bersatu pada bagian pangkal.
Ordo ini mencakup tujuh familia. Dua di antaranya adalah familia Alcedinidae dengan contoh spesies Halcyon chloris dan familia Bucerotidae dengan contoh spesies Buceros bicornis (enggang).

26. Ordo Piciformes
Mencakup jenis-jenis burung yang morfologis tidak begitu mirip.ciri-ciri umumnya adalah sebagai berikut :
a. Paruh kuat
b. Bulu ekor kaku,ujungnya runcing
c. Lidah dengan ujung yang kasar atau di lengkapi dengan bayangan seperti bulu. Lidah dapat di julurkan.
Ordo ini mengcakup lima familia. Tiga diantaranya ialah familia Capitonidae dengan contoh spesies Megalaima corvina, familia Ramphasidae dengan contoh spesies Ramphastor sulfuratus familia Picidae dengan contoh spesies Dinopium javanense.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Piciformes
Family : Picidae
Genus : Dinopium
Species : Dinopium javanense (www.wikipedia.org)
27. Ordo Passeriformes
Mencakup sejumlah besar jenis burung dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kaki berjari-jari empat,3 ke depan dan 1 ke belakang
b. Paruh sesuai dengan memotong.
Ordo ini mencakup sekitar 69 familia. Beberapa contohnya ialah familia Hirundinidae dengan contoh spesies Hirundo rustica, Dicruridae dengan contoh Dicrurus macrocercus, Oriolidae dengan contoh Oriolus chinensis.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Passeriformes
Family : Hirundinidae
Genus : Hirundo
Species : Hirundo rustica (www.wikipedia.org)

D. Perkembangan Evolusi Kelas Aves
Walaupun burung termasuk hewan berdarah panas, menurut sejarahnya, burung berkerabat dekat dengan keluarga reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat.
Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan.
Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya. Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain.
Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
Fosil Dinosaurus mirip dengan Burung ditemukan di China

Beberapa peneliti China telah menggali fosil dinosaurus mirip burung dengan empat sayap di China timur-laut, yang mereka duga adalah penghubung yang hilang dalam evolusi dinosaurus menjadi burung. Dalam satu laporan di jurnal “Nature”, mereka mengatakan mereka menemukan fosil “Anchiornis huxleyi”, yang terpelihara dengan baik dan berkeliaran di Bumi sekitar 160 juta tahun lalu, di satu wilayah geologi di provinsi Liaoning di bagian timur-laut China. Fosil itu, yang memiliki ukuran tubuh sebesar anak ayam, memiliki total panjang tubuh kurang dari 50 centimeter dan tengkorak dengan panjang 6 centimeter, pata pemimpin peneliti Xing Xu di Akademi Sains China di Beijing melalui surat elektronik.“Temuan ini menunjukkan bahwa burung sangat mungkin diturunkan dari sejenis dinosaurusbersayap-empat yang berukuran kecil sekitar 160 juta tahun lalu,” kata Xu. “Ini adalah penghubung antara theropod yang lebih khusus (dinosaurus yang berkeliaran dengan dua bagian belakang tubuh) dan burung. Hewan tersebut hidup pada sekitar era yang sama yang kami perkirakan bagi nenek-moyang burung,” katanya.
Dalam satu pernyataan, para peneliti itu mengatakan, “Bulu panjang menutup lengan dan ekor, tapi juga kaki, sehingga menunjukkan bahwa tahap empat-sayap mungkin pernah ada dalam peralihan ke burung.”
Peralihan dari dinosaurus ke burung masih belum terlalu difahami akibat kurangnya fosil yang terpelihara dengan baik, dan banyak ilmuwan mengatakan dinosaurus mirip burung tampaknya sangat terlambat dalam catatan fosil sebagai nenek-moyang burung sesungguhnya. Para peneliti China tersebut percaya fosil itu adalah dinosaurus mirip burung yang paling tua yang sejauh ini dilaporkan, dan lebih tua daripada Archaeoteryx, burung paling awal yang pernah dikenal. “Keberadaan spesies seperti itu pada saat ini dalam catatan fosil secara efektif memperdebatkan argumen bahwa dinosaurus mirip burung muncul sangat terlambat untuk menjadi nenek-moyang burung.
E. Manfaat kelas Aves bagi kehidupan
1. Sumber protein hewani (daging dan telurnya).
2. Telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau membuat kue.
3. Sebagai bahan perindustrian, contoh shuttle cock untuk bulu tangkis dibuat dari bulu plumae, sedang selimut, bantal, kasur dibuat dari bulu plumulae (itik, ayam, angsa, dan lain-lain).
4. Membuka lapangan kerja dengan beternak ayam, itik, angsa, merpati, parkit, dan perkutut. Terutama burung walet.
5. Burung dilatih dan dilombakan, contoh: merpati pos untuk mengantar surat, lomba suara perkutut, dan lain-lain.
6. Berbagai burung diawetkan utuh dengan mengganti isi perutnya dengan kapas sehingga tampak seperti masih hidup (taxidermi).
7. Untuk dinikmati suaranya dan keindahan bulunya.
8. Sebagai predator alami. Burung-burung pemakan insekta juga berperan sebagai pengendalian hayati alamiah.
9. Di bidang sains dipergunakan untuk praktikum para siswa dan mahasiswa






















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Aves merupakan hewan yang terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang dikelompokkan dalam aves/burung primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat.
2. Aves terdiri dari beberapa ordo yang sudah punah maupun yang masih hidup sampai sekarang. Beberapa spesies dari kelas Aves yang masih hidup sampai sekarang terdiri dari 27 ordo diantaranya adalah Apterygiformes, Struthioniformes, Rheiformes, Tinamiformes, Podicipediformes, Gaviiformes, Spheniscitormes, Procellariiformes, Pelecaniformes, Ciconiiformes, Anseriformes, Falconiformes, Galliformes, Gruiformes, Caradriiformes, Columbiformes, Psittaciformes, Cuculiformes, Strigiformes, Caprimulgiformes, Apodiformes, Trogoniformes, Coliiformes, Coraciiformmes, Piciformes, Passeriformes.
3. Menurut sejarahnya, burung berkerabat dekat dengan keluarga reptile. Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat.
4. Spesies dari kelas Aves mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan diantaranya Sumber protein hewani (daging dan telurnya), telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau membuat kue, sebagai bahan perindustrian, membuka lapangan kerja dengan beternak ayam, itik, angsa, merpati, parkit, dan perkutut. burung dilatih dan dilombakan, berbagai burung diawetkan utuh dengan mengganti isi perutnya dengan kapas sehingga tampak seperti masih hidup (taxidermi), untuk dinikmati suaranya dan keindahan bulunya, sebagai predator alami, burung-burung pemakan insekta juga berperan sebagai pengendalian hayati alamiah, di bidang sains dipergunakan untuk praktikum para siswa dan mahasiswa.
B. Saran
Saran yang dapat kami ajukan dalam makalah ini adalah diharapkan kepada para pembaca dan juga penulis semoga isi makalah ini dapat menambah hasanah pengetahuan kita mengenai Zoologi Vertebrata khususnya kelas Aves dan penulisan makalah ini dapat menjadi latihan bagi penulis untuk lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya.











DAFTAR PUSTAKA

http://artofgreen.wordpress.com/2010/06/07/aves/
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Kasuaris.jpg
http://id.wikipedia.org
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Sinar Wijaya. Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar