Senin, 20 Juni 2011

makalah Kesulitan Belajar Dalam Biologi

KESULITAN BELAJAR DALAM BIOLOGI






DISUSUN OLEH


NAFILATUL HIKMAH
A1C2 09 048



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam peristiwa belajar dan pembelajaran di kelas, seringkali terjadi bahwa walaupun siswa dibimbing oleh guru dengan bahan pelajaran, waktu, tempat dan metode yang sama, namun hasil atau prestasi yang diperoleh siswa itu berbeda-beda. Bahkan tidak jarang terjadi prestasi belajar siswa ada yang mempunyai perbedaan yang sangat menyolok.
Aktivitas belajar bagi setiap siswa selamanya berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar dan kadangkala pula tersendat-sendat, kadang-kadang cepat memahami apa yang dipelajari, tidak jarang pula sulit untuk berkonsentrasi. Setiap individu memang tidak ada yang sama.
Siswa yang cerdas cenderung prestasi belajarnya baik. Akan tetapi sering pula dijumpai siswa yang memiliki prestasi tinggi sewaktu di SD,. Tetapi setelah berada di SMP dan SMU memiliki hasil belajar yang rendah. Kenyataan seperti ini disebabkan karena terdapat pula beberapa faktor yang berpengaruh.
Kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum mencapai prestasi yang diharapkan. Guru pada dasarnya bertanggung jawab atas keseluruhan proses pembelajaran di kelas. Oleh karenanya, bantuan mengatasi kesulitan belajar dan memperkaya hasil belajar diperlukan untuk melaksanakan proses belajar yang sebenarnya.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, maka penulis berupaya menyusun suatu makalah yang berisi defenisi dan cirri-ciri belajar. Hal ini dimaksudkan sebagai tambahan pengetahuan dan juga informasi bagi pembaca khususnya penyusun sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka permasalahan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar?
2. Faktor apa yang mempengaruhi kesulitan dalam belajar Biologi siswa?
3. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dalam belajar Biologi siswa?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian kesulitan belajar.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam belajar Biologi siswa.
3. Mengetahui cara mengatasi kesulitan dalam belajar Biologi siswa.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi pembaca dan penyusun
2. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai mata kuliah belajar dan pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kesulitan belajar
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Kesulitan belajar merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis manifestasi. Kesulitan belajar dapat dipandang sebagai hambatan atau gangguan terhadap proses belajar yang dapat berupa keadaan, kondisi tertentu, benda-benda, manusia, fikiran atau ide-ide tertentu. Seorang siswa dapat diduga mengalami kesulitan belajar, kalau dia tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu dalam batas waktu tertentu.
Kesulitan belajar merupakan problem yang nyaris dialami oleh semua siswa. Kesulitan belajar dapat diartikan suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil belajar. Kesulitan belajar mencakup pengertian yang luas dan termasuk hal-hal di bawah ini:
1. Learning Disorder adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan.
2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, atau gangguan psikologis lainnya.
3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
Siswa yang memiliki kesulitan belajar dapat diketahui dengan beberapa cirri-ciri yang Nampak. Ciri-Ciri Kesulitan Belajar tersebut antara lain :
1. Prestasi belajar rendah, yaitu nilai yang capai dibawah rata-rata anak sekelas.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
3. Anak didik lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar.
4. Anak didik menunjukkan tingkah laku yang kurang wajar, seperti acuh, mudah tersinggung dll.
5. Anak didik bertingkah laku yang tidak seperti biasanya, seperti murung, sedih, menyendiri dari temannya dll.
6. Anak didik mendapatkan penurunan yang drastis dari prestasi yang diperoleh sebelumnya.
7. Anak didik sering tidak masuk tanpa keterangan.
8. Anak sering meninggalkan pelajaran tanpa alasan / bolos.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Siswa
Fenomena lain kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Perubahan tingkah laku merupakan salah satu tujuan belajar, namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam belajar. Faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam belajar ada 2 macam, yaitu :
1. Faktor Intern Belajar
Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam individu sendiri, misalnya kematangan, kecerdasan, motivasi dan minat.
a. Kematangan
Karena kematangan mentalnya belum matang, kita akan sukar mengajarkan konsep-konsep ilmu Filsafat kepada siswa sekolah dasar. Pemberian materi tertentu akan tercapai apabila sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan individu atau siswa. Oleh karena itu, baik potensi jasmani maupun rohaninya perlu dipertimbangkan lagi kematangannya.
b. Kecerdasan (IQ)
Keberhasilan individu mempelajari berbagai pengetahuan ditentukan pula oleh tingkat kecerdasannya, misalnya, suatu ilmu pengetahuan telah cukup untuk dipelajari oleh seseorang individu dalam taraf usia tertentu. Tetapi kecerdasan individu yang bersangkutan kurang mendukung, maka pengetahuan yang telah dipelajarinya tetap tidak akan dimengerti olehnya. Demikian pula dalam hal-hal yang lain, seperti dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, misalnya memasak dan membuat mainan sederhana, dalam tingkat yang sama tidak semuanya individu mampu mengerjakannya dengan baik.
c. Motivasi
Motivasi pun menentukan keberhasilan belajar. Motivasi merupakan dorongan untuk mengerjakan sesuatu. Dorongan tersebut ada yang datang dari dalam individu yang bersangkutan dan ada pula yang datang dari luar individu yang bersangkutan, seperti peran orang tua, teman dan guru.
d. Minat
Minat belajar dari dalam individu sendiri merupakan faktor yang sangat dominan dalam pengaruhnya pada kegiatan belajar, sebab kalau dari dalam diri individu tidak mempunyai sedikitpun kemauan atau minat untuk belajar, maka pelajaran yang telah diterimanya hasilnya akan sia-sia. Otomatis pelajaran tersebut tidak masuk sama sekali di dalam IQ-nya.

2. Faktor Ekstern Belajar
Faktor ekstern erat kaitannya dengan faktor sosial atau lingkungan individu yang bersangkutan. Misalnya keadaan lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat , guru dan alat peraga yang dipergunakan di sekolah.
a. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga pun sangat menentukan keberhasilan belajar. Status ekonomi, status sosial, kebiasaan dan suasana lingkungan keluarga ikut serta mendorong terhadap keberhasilan belajar. Suasana keluarga yang tentram dan damai sangat menunjang keharmonisan hubungan keluarga. Hubungan orang tua dan anak akan dirasakan saling memperhatikan dan melengkapi. Apabila anak menemukan kesulitan belajar, dengan bijaksana dan penuh pengertian orang tuanya memberikan pandangan dan pendapatnya terhadap penyelesaian masalah belajar anaknya.
b. Lingkungan Masyarakat
Peran masyarakat sangat mempengaruhi individu dalam belajar. Setiap pola masyarakat yang mungkin menyimpang dengan cara belajar di sekolah akan cepat sekali menyerap ke diri individu, karena ilmu yang didapat dari pengalamannya bergaul dengan masyarakat akan lebih mudah diserap oleh individu daripada pengalaman belajarnya di sekolah. Jadi peran masyarakat akan dapat merubah tingkah laku individu dalam proses belajar.
c. Guru
Peran guru dapat mempengaruhi belajar. Bisa dilihat dari cara guru mengajar kepada siswa, hal ini sangat menentukan dalam keberhasilan belajar. Sikap dan kepribadian guru, dasar pengetahuan dalam pendidikan, penguasaan teknik-teknik mengajar, dan kemampuan menyelami alam pikiran setiap individu siswa merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, guru sebagai motivator, guru sebagai fasilitator, guru sebagai inovator, dan guru sebagai konduktor masalah-masalah individu siswa, perlu menjadi acuan selama proses pendidikan berlangsung.
d. Bentuk Alat Pelajaran
Bentuk alat pelajaran bisa berupa buku-bukun pelajaran, alat peraga, alat-alat tulis menulis dan sebagainya. Kesulitan untuk mendapatkan atau memiliki alat-alat pelajaran secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar siswa. Siswa akan cenderung berhasil apabila dibantu oleh alat-alat pelajaran yang memadai. Alat pelajaran tersebut akan menunjang proses pemahaman anak. Misalnya, melalui praktek sederhana dari materi pelajaran yang telah mereka pelajari.
e. Kesempatan Belajar
Kesempatan belajar merupakan faktor yang sedang diupayakan Pemerintah melalui Wajib Belajar (Wajar) Pendidikan Dasar 9 Tahun yang mulai dicanangkan tahun pelajaran 1994/1995. Pencanangan Wajar tersebut merupakan alternatif pemberian kesempatan kepada para siswa, terutama bagi mereka yang orang tuanya berekonomi kurang mampu.
Seorang anak yang tidak memiliki kesempatan belajar karena secara ekonomis kurang mampu, tetapi di sisi lain anak tersebut berintelegensi tinggi, maka ia akan menemukan hambatan dalam penyaluran aspirasi cita-citanya secara utuh. Walaupun motivasi begitu tinggi untuk mencapai tujuan yang diinginkannya, tetapi apabila tidak didukung oleh ekonomi yang cukup, maka akan menemukan kendala yang relatif serius. Begitu pula sebaliknya, seorang anak dari keluarga yang mampu, memiliki intelegensi yang tinggi, bersekolah di sekolah favourit, dan ditunjang oleh sarana dan prasarana yang serba ada, belum tentu dapat belajar dengan baik, sebab masih ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi anak tersebut untuk belajar dengan baik, seperti motivasi belajar, keharmonisan lingkungan keluarga, jarak dari rumah ke sekolah yang cukup jauh sehingga melelahkan, perhatian khusus dari guru kelas, serta hal-hal lain yang memungkinkan ketidak berhasilan siswa tersebut.
Adapun faktor yang menyebabkan kesulitan belajar dibagi dalam dua hal, yaitu:
1. Faktor inernal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yang meliputi kelemahan secara fisik, kelemahan secara mental, kelemahan emosional atau karena tidak memiliki pengetahuan dasar yang diperlukan .
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi kekurangan gizi, kondisi rumah yang kurang menyenangkan, kelas yang jumlah siswanya terlalu banyak, pribadi guru (penampilan dan penilaian yang tidak tepat), standart administrasi dan pelaksanaannya yang tidak sesuai atau mungkin karena dari kurikulm yang tidak mengahrgai perbedaan individual.

C. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Untuk mengatasi kesulitan belajar, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Secara umum langkah-langkah untuk mengatasi kesulitan belajar dengan identifikasi kasus, identifikasi kesulitan, identifikasi faktor penyebab kesulitan, prognosis dan terapi/treatment.

1. Identifikasi Kasus
Identifikasi kasus yaitu menentukan siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah:
a. Menganalisis prestasi belajar
Analisis prestasi dapat dilakukan dengan penilaian acuan patokan (PAP) yaitu dengan membandingkan prestasi belajar siswa terhadap patokan tertentu yang telah ditetapkannya dan penilaian acuan normal (PAN) yaitu penilaian yang dilakukan dengan membandingkan prestasi belajar siswa terhadap rata-rata kelas.
b. Menggunakan catatan-catatan (records)
Catatan atau dokumen yang memuat berbagai jenis kegiatan siswa yang dilakukan di sekolah, antara lain catatan waktu belajar efektif, catatn kehadiran dan sebagainya.
c. Membandingkan tingkat penampilan siswa
Siswa akan merasakan adanya masalah dalam belajar bila terdapat kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kenyataan yang sebenarnya. Seberapa jauh siswa diharapkan melakukan penampilan dan seberapa jauh siswa dapat melakukannya.

2. Identifikasi Kesulitan
a. Identifikasi kesulitan yaitu menentukan jenis, sifat dan karakteristik dari kesulitan yang dihadapi. Tujuan dari langkah ini adalah melokalisir permasalahannya sehingga dapat ditentukan jenis, karakteristik, keluasan, serta kedalamn kesulitan yang dialami.
b. Jenis kesulitan adalah pada bidang studi mana siswa mengalami kesulitan. Cara untuk mengetahuinya adalah dengan jalan membandingkan nila prestasipada setiap bidang studi.
c. Kedalaman kesulitan adalah tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa pada mata pelajaran atau bidang studi tersebut. Makin rendah nilai prestasinya, maka dikatakan makin dalam kesulitannya.
d. Keluasan kesulitan adalah banyak sedikitnya bidang studi yang gagal dipelajari dengan indikasi prestasi yang rendah. Makin banyak pelajaran yang jatuh, makin luas kesulitannya.
e. Karakteristik kesulitan adalah pada bagian-bagian mana, aspek mana, segi proses belajar manakah dari bidang studi tersebut siswa menaglami kesulitan. . cara yang paling tepat untuk mengetahui karakteristik kesulitan dengan menggunakan tes diagnostik, tes sumatif atau tes formatif.

3. Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan
Identifikasi faktor penyebab kesulitan adalh memperkirakan sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan. Tujuannya untuk memperoleh gambaran latar belakang yang menjadi sebab timbulnya kesulitan belajar.

4. Prognosis
Setelah diketahui siapa kasus, diketahui jenis, karakteristik, luas dan kedalaman kesulitan serta latar belakngnya sebagai faktor penyebab kesulitan, maka langkah selanjutnya memikirkan kemungkinan-kemungkinan dapat tidaknya kelemahan/kesulitan itu diatasi serta menetapkan alternatif pemecahan yang mungkin diberikan.

5. Terapi/treatment
Terapi yang dimaksud adalah suatu kegiatan tindak lanjut dari diagnositik kesulitan belajar yang berupa perlakuan terhadap siswa yang merupakan kegiatan kuratif (penyembuhan).maksudnya adalah upaya untuk meniadakan kelemahan-kelemahan sebagai faktor penyebab yang menimbulkan kesulitan.

Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam tindakan terapi adalah:
a. Pengajaran remedial
b. Bimbingan dan penyuluhan
c. Referal dan transferal
























BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di awal, maka dapat ditarik suatu smpulan bahwa:
1. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.
2. Faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam belajar ada 2 macam, yaitu factor eksternal yakni meliputi lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat , guru dan alat peraga yang dipergunakan di sekolah dan faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam individu sendiri, misalnya kematangan, kecerdasan, motivasi dan minat.
3. Untuk mengatasi kesulitan belajar, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Secara umum langkah-langkah untuk mengatasi kesulitan belajar dengan identifikasi kasus, identifikasi kesulitan, identifikasi faktor penyebab kesulitan, prognosis dan terapi/treatment.

B. Saran
Agar proses belajar mengajar siswa dapat berlangsung secara optimal, diperlukan pendekatan yang lebih intensif dari guru BK. Sehingga siswa dapat terus terpantau bagaimana perkembangannya dalam proses pembelajaran.